dc.contributor.advisor | | |
dc.contributor.author | DEWANTI, NADIA DIVA AYU | |
dc.date.accessioned | 2019-06-20T02:36:27Z | |
dc.date.available | 2019-06-20T02:36:27Z | |
dc.date.issued | 2019-04-19 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/27468 | |
dc.description | Latar Belakang: Di Indonesia penderita ganggua penglihatan lebih sering terjadi
pada orang usia produktif. Mahasiswa kedokteran adalah salah satu kelompok
orang yang berisiko mengalami gangguan penglihatan. Autorefraktometer saat ini
dianggap sebagai instrument yang mendukung untuk menegakkan diagnosis
kelainan refraksi (miopia, hipermetropia, astigmatisma) karena keunggulannya
dalam efisiensi waktu.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah ada perbedaan
antara pemeriksaan kelainan refraksi menggunakan autorefraktometer yang
dibandingkan dengan baku emas nya (trial lens).
Metode: Pengambilan data kelainan refraksi dengan autorefraktometer dan trial
lens dilakukan dengan cara cross sectional pada 62 orang Mahasiswa Pendidikan
Dokter FKIK UMY Angkatan 2015. Uji normalitas data dilakukan menggunakan
Uji Kolmogorov Smirnov. Sedangkan uji analisa data menggunakan Uji Mann—
Whitney.
Hasil: Berdasarkan hasil perbandingan Spherical Equivalent (SE) tidak terdapat
perbedaan yang bermakna antara pemeriksaan refraksi menggunakan
autorefraktometer dan trial lens. Hasil uji analisa data menggunakan Uji Mann-
Whitney didapatkan hasil p = 0,06 pada mata kanan dan p = 0,11 pada mata kiri.
Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara hasil pemeriksaan
menggunakan autorefraktometer dan trial lens pada kedua mata. Didapatkan hasil
yang lebih negatif pada pemeriksaan yang dilakukan menggunakan
autorefraktometer. | en_US |
dc.description.abstract | Background: In Indonesia,visual impairment occurs more frequentlyt in people of
productive ages. Medical students are one group of people at risk of visual
impairment. The autorefractometer is currently considered as a supportive
instrument to estabilish the diagnosis of refractive disorders (myopia,
hypermetropia, astigmatism) because of its superiority in time efficiency.
Aim: This study was aimed to identify whether there is a diffrence between the
examination of refractive abnormalities using autorefractometer comapared with
the gold standard (trial lens).
Methods: Cross-Sectional Study was conductied on 62 medical students of UMY
to collect the data of refractive abnormalities using autorefractometer and trial
lens. The normality test of the data was performed by using the Kolmogorov
Smirnov Test. Data analysis was carried out by using the Mann-Whitney Test.
Results: Based on the comparative results of Spherical Equivalent (SE), there was
no significant difference between the examination of refractive with
autorefractometer and with trial lens on 62 subjects.Tthe data analysis test using
the Mann-Whitney Test showed p=0,06 for the right eye and p=0,11 for the left
eye.
Conclusion: There was no significant difference between the examination with
autorefractometer and with trial lens on both eyes. A more negative result is
obtained from refraction check using the autorefractometer. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Refractive abnormalities, Autorefractometer, Trial Lens, BCVA | en_US |
dc.title | PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN REFRAKSI DENGAN AUTOREFRAKTOMETER TERHADAP KOREKSI TERBAIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER FKIK UMY ANGKATAN 2015 | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FKIK
100 | en_US |