Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorPERTIWI, NURUL PUTRI
dc.date.accessioned2019-07-11T02:24:20Z
dc.date.available2019-07-11T02:24:20Z
dc.date.issued2019-02-11
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/27846
dc.descriptionUndang-Undang Perkawinan telah menentukan batas minimal usia perkawinan yaitu laki-laki 19 tahun dan wanita 16 tahun. Namum praktiknya banyak terjadinya perkawinan di bawah umur salah satunya di Kabupaten Sleman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui upaya pemerintah khususnya Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman dalam mencegah perkawinan di bawah umur dan faktor apa saja yang mendukung pemerintah khususnya DP3AP2KB Kabupaten Sleman dalam mencegah perkawinan di bawah umur. Jenis penelitian ini adalah penelitian normatif empiris. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah upaya pemerintah khususnya DP3AP2KB untuk mencegah perkawinan di bawah umur dengan membuat program-program seperti Pusat Informasi Konseling Remaja/Mahasiswa (PIKR/M) yang dikembangkan dalam program Genetasi Remaja (GenRe), yang dikelola dari, oleh dan untuk Remaja/Mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang pendewasaan usia perkawinan. Untuk mendukung pencegaha perkawinan di bawah umur DP3AP2KB membuat program Kampung KB Kabupaten Sleman dan melakukan sosialisai kepada remaja dan masyarakat, namun Upaya Pemerintah Kabupaten Sleman belum maksimal untuk mencegar Perkawinan di bawah umur. Pemerintah Kabupaten Sleman hanya dapat mengurangi angka perkawinan di bawah umur.en_US
dc.description.abstractMarriage Law has determined the minimum age for marriage is 19 years old men and 16 years old women. However, in the practice there are many occurrence of underage marriage such as in Sleman. This study aims to determine the government's efforts, especially the on Sleman Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) in preventing under-age marriage and the factors in supporting the government. The research type is normative empirical research. The data in this study used primary data and secondary data. This research used descriptive data analysis techniques with a qualitative approach. The results of this study are the government's efforts, especially DP3AP2KB to prevent underage marriage by creating programs such as the Information Center for Counseling Youth/Students (ICRS/M) that was developed in the program Youth Generation (GenRe) which is managed from, by and for Youth/Students in order to provide information and counseling on marriage age maturation. In the other hand to support the underage marriage DP3AP2KB is making district programs Eligible Children (KLA) and Kampung KB Sleman and conduct socialization to the youth and society. However, the programs were is not effective enough for prevent underage marriage. It was only reduce the number of underage marriageen_US
dc.publisherFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectUnderage marriage, Sleman regency efforts, Preventionen_US
dc.titleUPAYA PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DALAM MENCEGAH PERKAWINAN DI BAWAH UMURen_US
dc.typeThesis SKR F H 028en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record