dc.contributor.advisor | AL AFIK, AL AFIK | |
dc.contributor.author | QUSYAINY, AMRULLOH | |
dc.date.accessioned | 2019-07-13T06:33:22Z | |
dc.date.available | 2019-07-13T06:33:22Z | |
dc.date.issued | 2019-05-28 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/27992 | |
dc.description | Background: Di Indonesia total korban kecelakaan lebih dari 85% mengalami kematian dan 92% mengalami cacat, Kecelakaan di DIY meningkat tiga kali lipat dan setiap tahun, setidaknya 130 meninggal (12%) karena kecelakaan lalu lintas di DIY, korban kecelakaan lalu lintas sering mengalami tiga jenis cedera : memar / memar parah (70,9%), terkilir (27,5%), dan patah tulang (23,2%), tetapi selama ini karena pengetahuan tentang penanganan pra-rumah sakit yang rendah memengaruhi kepercayaan penolong dalam membantu korban, sehingga penolong akan ragu-ragu dalam membantu karena takut salah dalam bantuannya dan menjadi tidak mau melakukan penanganan pra-rumah sakit kepada korban sehingga membuat jumlah cacat pada korban menjadi besar.
Tujuan: Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan penanganan fraktur pre-hospital menggunakan balut bidai pada korban kecelakaan di Sleman.
Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatifnon eksperimental. Metode pada penelitian ini menggunakandiskriptiveanalitik. Sampel pada penelitian ini berjumlah 69 responden dengan tehnik pengambilan sampel purposif sampling. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner pengetahuan balut bidai dan pengetahuan penangan patah tulang pre-hospital.
Hasil: Hasil dalam penelitian ini tingkat pengetahuan balut bidai adalah baik 81,2% dan tingkat pengetahuan penanganan patah tulang pre-hospital adalah baik 79,7%
Kesimpulan: Karakteristik responden penelitian sebagian besar mempunyai rentang usia 17-25 tahun atau usia remaja akhir, dan bekerja sebagai pelajar atau mahasiswa. Gambaran tingkat pengetahuan responden terkait penanganan patah tulang pre – hospital adalah baiksejumlah 55 responden (79,7%). Gambaran tingkat pengetahuan responden terkait balut bidai meliputi responden mengerti terkait pengertian balut bidai, tujuan dilakukannya pembalutan dan pembidaian, prinsip pembaluta dan pembidaian, macam – macam balutan dan bidai dan komplikasi dari pembalutan dan pembidaian adalah baiksejumlah 56 responden (81,2%) | en_US |
dc.description.abstract | Background: In Indonesia, more than 85% of road traffic accident victims die and 92% of them disable. Road traffic accidents in Yogyakarta increase tripled and each year it kills at least 130 people (12%). Road traffic injuries are divided into three: bruises /severe bruises (70.9%), sprains (27.5%), and fractures (23.2%). The lack of pre-hospital handling knowledge influences people’s trust to help road traffic accident victims. They will hesitate to help since they are worried to make mistakes when helping the victims. This makes them reluctant to do pre-hospital handling thus the number of disabled victims from road traffic accidents becomes large.
Objective: The aim of the study was to identify the knowledge of pre-hospital fracture treatment using splint and bandage on traffic accident victims in Sleman.
Method: The study was non-experimental quantitative research. The method of the study was a descriptive analysis. The study sampled 69 respondents with a purposive sampling technique. The data was analyzed using a univariate analysis. The instrument used two types of questionnaires to test the knowledge of split and bandage and the knowledge of pre-hospital fracture handling.
Results: The results of the study showed that the level of knowledge about splint and bandage was good (81.2%) and the same went to the level of knowledge about pre-hospital fracture handling (79.7%).
Conclusion: The respondents’ age mostly ranged from 17-25 years old or late adolescence. They were students or college students. The description of respondents’ knowledge level regarding pre-hospital fracture management was good. Fifty five respondents (79.7%) understood the knowledge. The description of respondents’ knowledge level regarding splint and bandage (the respondents who understood the knowledge of splint and bandage, the purpose of bandages and breeding, the principle of retribution and breeding, the types of bandages and splints and the complications of dressing and breeding) also showed the similar good result. Fifty six respondents comprehended the knowledge of splint and bandage (81.2%). | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | knowledge, fracture handling, splint and bandage | en_US |
dc.title | GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PENANGANAN PATAH TULANG PRE-HOSPITAL DENGAN BALUT BIDAI DI SLEMAN | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FKIK
143 | en_US |