dc.contributor.advisor | AZIZAH, NUR | |
dc.contributor.author | YASELIVA, CHIKA | |
dc.date.accessioned | 2019-07-16T06:20:08Z | |
dc.date.available | 2019-07-16T06:20:08Z | |
dc.date.issued | 2019-03-01 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/28074 | |
dc.description | Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hambatan dalam penyelesaian kasus-kasus kemanusiaan di kawasan Asia Tenggara. Hambatan-hambatan tersebut dapat dilihat dari perbedaan pandangan negara-negara ASEAN terhadap norma dan nilai HAM yang ada di barat. Perbedaan politik dan budaya setiap negara mempengaruhi cara pandangan negara-negara tersebut terhadap HAM. Norma-norma, nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang telah dianut oleh ASEAN juga berpengaruh terhadap pembentukan HAM di Asia Tenggara oleh aktor-aktor ASEAN. Selain itu, mekanisme regional ASEAN salah satunya adalah prinsip non-intervensi sebagai bagian dari ASEAN Way yang tertuang dalam Treaty Amity Cooperation 1976 menjadi penghambat lainnya. Dalam prinsip ini, negara-negara anggota ASEAN tidak boleh ikut campur terhadap permasalahan negara lain terutama dalam merespon isu-isu HAM. Hal ini dikarenakan negara-negara ASEAN sangat menjunjung tinggi kedaulatan negara untuk menghindari penjajahan kembali yang pernah menjadi sejarah buruk bagi negara-negara di Asia Tenggara. | en_US |
dc.description.abstract | This research aims to explain the obstacles in solving humanitarian cases in the Southeast Asia region. These obstacles can be seen from the different perceptions of ASEAN countries on human rights norms and values in the west. The political and cultural differences of each country influence the way these countries view on human rights. The norms, values and principles adopted by ASEAN also influence the formation of human rights in Southeast Asia by ASEAN actors. In addition, the ASEAN regional mechanism, one of which is the principle of non-intervention as part of the ASEAN Way stated in the Treaty Amity Cooperation 1976, became another obstacle. In this principle, ASEAN member countries should not interfere with the problems of other countries, especially in responding to human rights issues. This is because ASEAN countries highly uphold the sovereignty of the country to avoid re-colonization which was once a bad history for Southeast Asian countries. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | ASEAN Perceptions on Human Rights, Regional Mechanism of ASEAN, ASEAN Way, ASEAN Values, Non-interference principle, Myanmar, Rohingya | en_US |
dc.title | HAMBATAN POLITIK ASEAN DALAM UPAYA PENYELESAIAN KASUS HAM DI KAWASAN ASIA TENGGARA STUDI KASUS: KRISIS ROHINGNYA (2015-2017) | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FISIP
141 | en_US |