Show simple item record

dc.contributor.advisorSUKMONO, FILOSA GITA
dc.contributor.authorWIJAYANTO, SATRIO NUGROHO
dc.date.accessioned2019-09-02T05:51:21Z
dc.date.available2019-09-02T05:51:21Z
dc.date.issued2019-03-20
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/28564
dc.descriptionPemilihan gubernur DKI Jakarta dilaksanakan pada tahun 2017, berbagai iklan politik mulai bermunculan. Iklan politik digunakan untuk menyampaikan pesan politik seperti visi, misi, dan citra diri oleh kandidat kepada khalayak menggunakan media massa. Setelah adanya kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama, isu-isu sensitif tentang SARA mulai dimanfaatkan dalam kampanye politik, terutama dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017, karena Basuki merupakan calon gubernur petahana. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui representasi etnosentrisme suku, agama, ras, dan antargolongan dalam iklan kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode analisis semiotik Roland Barthes. Objek penelitian ini adalah iklan dari dua pasangan calon gubernur DKI Jakarta 2017 yaitu Perjuangan Belum Selesai, Beragam itu Basuki - Djarot, Jakarta Maju Bersama Anies - Sandi, dan Anies – Sandi Langkah Maju. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam iklan kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 telah merepresentasikan etnosentrisme suku, agama, ras, dan antargolongan para calon gubernur DKI Jakarta 2017. Pasangan Basuki-Djarot membawa representasi dari minoritas melalui sosok Basuki dan aktor dengan ciri fisik etnis Tionghoa dengan iklan yang lebih menekankan pada pembuktian bahwa kalangan minoritas baik dari suku, agama, ras, dan antargolongan yang sering mengalami diskriminasi mampu menunjukkan superiornya terhadap kalangan mayoritas di Indonesia. Sedangkan pasangan Anies – Sandi merepresentasikan mayoritas terutama agama Islam, melalui atribut agama Islam seperti jilbab, baju putih, dan peci serta menampilkan pembangunan ekonomi umat Islam dengan memberikan pekerjaan kepada umat Islam sendiri.en_US
dc.description.abstractPemilihan gubernur DKI Jakarta dilaksanakan pada tahun 2017, berbagai iklan politik mulai bermunculan. Iklan politik digunakan untuk menyampaikan pesan politik seperti visi, misi, dan citra diri oleh kandidat kepada khalayak menggunakan media massa. Setelah adanya kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama, isu-isu sensitif tentang SARA mulai dimanfaatkan dalam kampanye politik, terutama dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017, karena Basuki merupakan calon gubernur petahana. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui representasi etnosentrisme suku, agama, ras, dan antargolongan dalam iklan kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode analisis semiotik Roland Barthes. Objek penelitian ini adalah iklan dari dua pasangan calon gubernur DKI Jakarta 2017 yaitu Perjuangan Belum Selesai, Beragam itu Basuki - Djarot, Jakarta Maju Bersama Anies - Sandi, dan Anies – Sandi Langkah Maju. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam iklan kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 telah merepresentasikan etnosentrisme suku, agama, ras, dan antargolongan para calon gubernur DKI Jakarta 2017. Pasangan Basuki-Djarot membawa representasi dari minoritas melalui sosok Basuki dan aktor dengan ciri fisik etnis Tionghoa dengan iklan yang lebih menekankan pada pembuktian bahwa kalangan minoritas baik dari suku, agama, ras, dan antargolongan yang sering mengalami diskriminasi mampu menunjukkan superiornya terhadap kalangan mayoritas di Indonesia. Sedangkan pasangan Anies – Sandi merepresentasikan mayoritas terutama agama Islam, melalui atribut agama Islam seperti jilbab, baju putih, dan peci serta menampilkan pembangunan ekonomi umat Islam dengan memberikan pekerjaan kepada umat Islam sendiri.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectIklan Politik, Pilkada, Ideologi, Mitosen_US
dc.titleREPRESENTASI ETNOSENTRISME SUKU, AGAMA, RAS, DAN ANTARGOLONGAN DALAM IKLAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DKI JAKARTA 2017 (ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN KAMPANYE POLITIK BASUKI-DJAROT DAN ANIES-SANDI)en_US
dc.typeThesis SKR 508en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record