dc.contributor.advisor | NUROCHIMAH, TRI HASTUTI | |
dc.contributor.author | SETIAWAN, RENDI EKO BUDI | |
dc.date.accessioned | 2019-09-05T03:32:53Z | |
dc.date.available | 2019-09-05T03:32:53Z | |
dc.date.issued | 2019-05-14 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/28674 | |
dc.description | Dalam penelitian ini fokus untuk mengetahui bagaimana koran harian nasional Republika dan Kompas mengemas bingkai pemberitaan melalui cara pandangnya masing masing dengan satu topik atau realitas yang sama. penelitian ini memakai pendekatan deskriptif kualitatif, basis data dalam penelitian ini yaitu pemberitaaan tragedi teror bom Surabaya dalam koran cetak Republika dan Kompas edisi 14 hingga 31 Mei. Teknik analisis data menggunakan model framing Robert Entman dengan empat elemen meliputi pendefinisian masalah, penyebab masalah, penilaian moral, dan langkah penyelesaian masalah.Hasil penelitian ini, teror bom di Surabaya dikonstruksikan Republika sebagai masalah kelambanan pemerintah dalam mengesahkan Undang Undang Antiterorisme, yang terjadi karena adanya perdebatan mengenai definisi terorisme dan wacana pelibatan TNI dalam menangani kasus terorisme. Republika juga menilai harusnya pemerintah memberikan aturan hukum bagi aparaat keamanan seperti kepolisian dan TNI dan segera mengesahkan Undang Undang agar menjadi rujukan hukum dalam menindak kasus terorisme. Berbeda dengan bingkai yang dikonstruksi oleh Kompas, yang mendefinisikan terorisme sebagai ancaman bagi bangsa, bingkai tersebut dipilih Kompas karena masih banyak jaringan terorisme yang dicekal oleh kepolisian. Kompas juga menilai seharunya ada aturan hukum untuk menindak masalah terorisme, dan aturan hukum tersebut harus segera disahkan oleh pemerintah. | en_US |
dc.description.abstract | Dalam penelitian ini fokus untuk mengetahui bagaimana koran harian nasional Republika dan Kompas mengemas bingkai pemberitaan melalui cara pandangnya masing masing dengan satu topik atau realitas yang sama. penelitian ini memakai pendekatan deskriptif kualitatif, basis data dalam penelitian ini yaitu pemberitaaan tragedi teror bom Surabaya dalam koran cetak Republika dan Kompas edisi 14 hingga 31 Mei. Teknik analisis data menggunakan model framing Robert Entman dengan empat elemen meliputi pendefinisian masalah, penyebab masalah, penilaian moral, dan langkah penyelesaian masalah.Hasil penelitian ini, teror bom di Surabaya dikonstruksikan Republika sebagai masalah kelambanan pemerintah dalam mengesahkan Undang Undang Antiterorisme, yang terjadi karena adanya perdebatan mengenai definisi terorisme dan wacana pelibatan TNI dalam menangani kasus terorisme. Republika juga menilai harusnya pemerintah memberikan aturan hukum bagi aparaat keamanan seperti kepolisian dan TNI dan segera mengesahkan Undang Undang agar menjadi rujukan hukum dalam menindak kasus terorisme. Berbeda dengan bingkai yang dikonstruksi oleh Kompas, yang mendefinisikan terorisme sebagai ancaman bagi bangsa, bingkai tersebut dipilih Kompas karena masih banyak jaringan terorisme yang dicekal oleh kepolisian. Kompas juga menilai seharunya ada aturan hukum untuk menindak masalah terorisme, dan aturan hukum tersebut harus segera disahkan oleh pemerintah. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Framing, Republika, Kompas, Terorisme, Surabaya, UU Terorism | en_US |
dc.title | DUKA SURABAYA DALAM BINGKAI SURAT KABAR (ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN TERORISME DI SURABAYA PADA SURAT KABAR HARIAN REPUBLIKA DAN KOMPAS EDISI MEI 2018 ) | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
533 | en_US |