ONLINE MEDIA : MEREBUT RUANG PUBLIK MENYUARAKAN HAK ATAS TUBUH PEREMPUAN
Abstract
Potret tentang kualitas kesehatan reproduksi di Indonesia sampai tahun 2015 ini menunjukkan wajah yang buruk. Beberapa indikatornya masih tingginya angka kematian ibu; semakin tingginya angka pernikahan dini, semakin meningkatnya ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV/AIDS, dan masih rendahnya perhatian pemerintah atas screening kankers payudara dan kanker rahim. Isu kesehatan reproduksi masih merupakan isu marginal, tidak dianggap penting baik oleh masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, penyedia layanan, pemerintah di berbagai tingkatan maupun oleh media massa. Media massa konvensional baik surat kabar, televisi maupun radio jarang yang memberitakan berbagai masalah tersebut. Ruang-ruang publik kita masih hingar bingar dengan berbagai masalah yang seringkali bukan masalah publik; seperti pemberitaan tentang konflik dan hiruk pikuk politik maupun infotainment dan entertainment yang remeh temeh. Sementara satu persatu perempuan tumbang karena melahirkan, terkena kanker rahim dan kanker payudara maupun terinfeksi HIV/AIDS. Media massa kurang memiliki perhatian dengan tidak memberikan ruang-ruang yang cukup untuk memblow up berbagai kasus terkait kesehatan reproduksi perempuan. Berbagai peristiwa tersebut tidak dianggap penting sehingga tidak menjadi agenda media.
Perkembangan media online saat ini merupakan tantangan dan kesempatan bagi gerakan perempuan untuk menyuarakan kepentingannya. Ruang-ruang publik harus direbut agar tidak penuh dengan pemberitaan yang tidak berpihak pada kepentingan perempuan dan hal-hal yang bersifat remeh temeh. Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah dengan visi gerakan Islam Berkemajuan, menyadari pentingnya perkembangan media online untuk mengkampanyekan kepedulian masyarakat luas, media massa dan pengambil kebijakan atas isu-isu kesehatan reproduksi perempuan yang selalu marginal. Paper ini menganalisis bagaimana ‘Aisyiyah menggunakan media online dalam mengkampanyekan isu-isu kesehatan reproduksi dengan pendekatan hak perempuan melalui media online; dengan pendekatan studi kasus. Bertumbuhnya media online saat ini dimanfaatkan oleh kader-kader Aisyiyah dari tingkat nasional sampai daerah untuk terus mengkampanyekan perlunya kepedulian terhadap hak kesehatan reproduksi perempuan. Berbagai media sosial digunakan seperti Facebook, tweeter; jurnalisme warga dengan mengirimkan berbagai best practice tentang kampanye dan advokasi hak-hak kesehatan reproduksi perempuan; dengan tujuan terbangunnya kesadaran masyarakat, media dan pengambil kebijakan atas isu-isu kesehatan reproduksi. Harapannya ruang-ruang publik kita tidak lagi berisi pemberitaan yang remeh temeh; dan isu kesehatan reproduksi bukan lagi isu yang marginal.