Show simple item record

dc.contributor.advisorZULFIAR, MUHAMMAD HERI
dc.contributor.authorALWIMAKKI, MUHAMMAD JIHAD
dc.date.accessioned2019-09-21T04:04:52Z
dc.date.available2019-09-21T04:04:52Z
dc.date.issued2019-06-19
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/28928
dc.descriptionJembatan merupakan prasarana transportasi paling strategis yang bermanfaat untuk menghubungkan daerah satu dengan daerah lain yang terpisah oleh suatu penghambat (sungai). Pada pembangunan maupun rehabilitasi konstruksi jembatan biasanya menemui beberapa kendala yang sama, seperti hasil pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi, pembengkakan biaya konstruksi, serta keterlambatan pekerjaan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai manajemen risiko perlu ditingkatkan sehingga masalah-masalah tersebut dapat dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko dari pekerjaan yang terdapat pada Work Breakdown Structure yang dapat mempengaruhi waktu pelaksaan proyek serta mengidentifikasi pekerjaan yang memiliki risiko keterlambatan paling tinggi dalam Proyek Rehabilitasi Jembatan Winongo B1. Pengambilan data dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan (lokasi proyek) serta melakukan survei, pengamatan, dan wawancara melalui kuisoner untuk kemudian dimasukkan ke dalam risk matrix. Hasil penelitian menunjukkan ada dua faktor risiko yang dapat mengakibatkan keterlambatan pada proyek yaitu sampel untuk penentuan campuran rencana (mix design) tidak disetujui dan scaffolding penahan bekisting bawah hanyut karena banjir. Pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko keterlambatan paling tinggi adalah pekerjaan struktur atas dengan nilai risiko rata-rata sebesar 4,88 serta pekerjaan tanah dan geosintetik dengan nilai risiko rata-rata sebesar 4,00.en_US
dc.description.abstractBridges are the most strategic transportation infrastructure that very useful for connecting one area to another which is separated by an obstacle (river). In the construction and rehabilitation of bridges project there will be several similar obstacles, such as the results that obtained not suitable with specifications, swelling construction costs, and work delays. Therefore, the understanding of risk management needs to be improved so that problems can be avoided. This study have purpose to analyze the risk of the work that contains in Work Breakdown Structure that can affect the project implementation time and identify jobs that have the highest risk of delay in the Winongo B1 Bridge Rehabilitation Project. The data that needed is taken from enter directly into the field (project location), conducting surveys, observations, and interviews through questionnaires and then put it in the risk matrix. The results showed that there were two risk factors that could lead to delays in the project, that is samples for determining mixing plans (mix design) are not approved and the scaffolding of the lower formwork was washed away due to flooding. The jobs that have highest level of risk of delay are upper structure assignment with an average risk value of 4.44 then soil and geosynthetics assignment with an average risk value of 4.00.en_US
dc.publisherFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectrisk management, construction risk, WBS, risk matrix.en_US
dc.titleMANAJEMEN RISIKO KETERLAMBATAN PADA PROYEK REHABILITASI JEMBATAN WINONGO B1 DI JALAN BANTULen_US
dc.typeThesis SKR FT 276en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record