STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KESEHATAN KULON PROGO DALAM MENURUNKAN KASUS STANTING DI DESA KARANGSARI MELALUI PROGRAM DESA LOKUS STANTING 2018
Abstract
Pesatnya perkembangan zaman dan teknologi ternyata tidak berdampak signifikan terhadap perbaikan gizi di Indonesia. Hingga saat ini masih banyak kasus gizi buruk terutama pada balita. Salah satu yang menjadi perhatian adalah kasus stanting. Hingga pemerintah membuat program nasional pencegahan stanting yang dimulai pada awal tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi komunikasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kulon Progo untuk menurunkan kasus stanting melalui program Desa Lokus Stanting 2018 dan tanggapan masyarakat serta efektivitas program. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yakni wawancara dan dokumentasi berupa arsip instansi. Dalam melakukan strategi komunikasi, Dinas Kesehatan melakukan tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Strategi komunikasi yang dilakukan Dinas Kesehatan berfokus pada komunikasi tatap muka diantaranya, model komunikasi tatap muka dengan bentuk penyuluhan dimana komunikator menyampaikan pesan secara langsung kepada komunikan dan model komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan pemutaran film/video. Adapun target sasaran utama pada program ini adalah masyarakat dari 10 Desa Lokus Stanting. Dinas Kesehatan melakukan evaluasi berdasarkan data hasil petik sampling pada kegiatan monitoring. Adapun kekurangan dalam pelaksanaan strategi komunikasi diantaranya, narasumber pada kegiatan penyuluhan yang selalu berganti, tidak ada segmentasi target sasaran berdasarkan status sosial, kurangnya pemanfaatan media sebagai alat pendukung pada komunikasi tatap muka, jangka waktu pelaksanaan penyuluhan terlalu dekat, instensitas pelaksanaan penyuluhan hanya dua kali. Serta belum terdapat indikator khusus untuk mengukur tingkat keberhasilan program terhadap penurunan angka stanting di Kulon Progo.