Show simple item record

dc.contributor.advisorHAPSARI, TWEDIANA BUDI
dc.contributor.authorFATMAWATI, FATMAWATI
dc.date.accessioned2019-10-01T03:13:31Z
dc.date.available2019-10-01T03:13:31Z
dc.date.issued2019-03-18
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/29231
dc.descriptionPemimpin (leader) merupakan seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan kepemimpinan bergantung pada bagaimana kemampuan pemimpin dalam menjabarkan kebijakan-kebijakan organisasi. Dengan kemampuan komunikasi yang baik, maka akan terlaksanan tugas dan peran pemimpin sebagaimana mestinya. Komunikasi merupakan representasi suatu budaya. Komunikasi dan budaya adalah dua entitas yang tak terpisahkan. Apa yang kita bicarakan, bagaimana membicarakannya, apa yang kita lihat dan kita dengar serta apa yang kita pikirkan dipengaruhi oleh budaya. Oleh karena itu tujuan penelitian yang dirumuskan oleh peneliti ialah (1) Bagaimana pemaknaan gaya komunikasi publik Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin dalam aktivitasnya sebagai tokoh agama. (2) Bagaimana pemaknaan gaya komunikasi publik Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin dalam aktivitasnya sebagai cawapres pilpres 2019. Pendekatan penelitian ini ialah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan studi pustaka (library research). Data kemudian akan dianalisis menggunakan analaisis semiotika model Roland Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dalam aktivitasnya sebagai tokoh agama, Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin berkomunikasi dengan mengaplikasikan gaya komunikasi asertif, gaya komunikasi konteks tinggi (high contextcommunication) dan konteks rendah (low centextcommunication) pada komunikasi verbal. Gaya komunikasi asertif dapat dilihat pada pesan yang bermakna ungkapan gagasan atau ide komunikator yang disampaikan dengan tidak menyinggung orang lain. Gaya komunikasi konteks tinggi terlihat pada konteks pesan yang sifatnya implisit. Gaya komunikasi konteks rendah dapat dilihat pada pesan yang bersifat to the point. Sedangkan komunikasi non verbal merepresentasikan gaya komunikasi pasif, asertif, konteks tinggi (high context communication). Gaya komunikasi pasif terlihat pada mata beliau yang selalu tampak sayu saat menyampaikan pidato pada beberapa scene. Gaya komunikasi asertif terlihat pada kontak mata yang beliau lakukan dengan para audiens dengan cara menengok ke arah kiri, kanan dan ke depan secara bergantian. Sedangkan gaya komunikasi konteks tinggi (high contextcommunication) terlihat pada bahasa tubuh beliau yang kerap aktif menggunakan komunikasi non verbal berupa gerakan tangan dan ekpresi wajah serius untuk memperjelas maksud pesan verbal. (2) Dalam aktivitasnya sebagai cawapres pilpres 2019, Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin mengaplikasikan gaya komunikasi asertif, agresif dan konteks tinggi (high contextcommunication). Representasi gaya komunikasi asertif dapat dilihat pada ungkapan ide atau gagasan komunikator yang disampaikan dengan baik. Gaya komunikasi agresif dapat dilihat pada pesan yang bersifat memaksa. Gaya komunikasi konteks tinggi (high contextcommunication) pesan yang bermakna tersirat (implisit). Adapun pada komunikasi non verbal beliau mempraktikkan gaya komunikasi pasif, asertif dan gaya komunikasi konteks tinggi (high contextcommunication). Gaya komunikasi pasif terlihat pada mata yang selalu sayu. Gaya komunikasi asertif terlihat pada gesture yang alami dan ekspresif dan gaya komunikasi konteks tinggi (high contextcommunication) terlihat pada adanya kontak mata dengan audiens, ekspresi wajah serius serta adanya penekanan pesan non verbal.en_US
dc.description.abstractA leader is an individual who prossess the capability and superiority in influencing other people to work together in order to achieve specific goals. The successfulness of a leadership depens on the leader’s capability in defening organizational policies. With a good communication skill, a leader’s responsibilities would be achieved appropriately. Communication ia a representation of a culture. Communication and culture are two inseperable entities. What we are talking about, how we are talking about, what we are seeing, what we are listening to, and what we are thinking about, how we are talking culture. Therefore, the purpose of this research is to describe: 1) The public communication style of Professor Doctor KH. Ma’ruf Amin in his activities as a religious public figure. 2) The public communication style of Professor Doctor KH. Ma’ruf Amin in his activities as a vice president candidate in presidetial election. The approach of this research was descriptive qualitative with observation and library research data collection technique. The data were collected using Roland Barthes Semiotic analysis model. The research result shows that: 1) During his activities as a religious public figure, Professor Doctor KH. Ma’ruf Amin has been verbally implementing the communication style of assertive, high context and low context. Assertive communication style can be seen from the way he conveys message and ideas which is not offensive. High context communication syle can be seen from his implicit nature of contextual message. Low context communication syle can be seen from his message which is “to the point”. Non-verbal communication represents the communication style which is passive, assertive and high context. Passive communication style is seen from his eyes which look wistful during his speech in several scenes. Assertive communication style is seen from the way he maintains eye-contact with the audience by staring to the left, right and forward once in a while. High context communication style is seen from the way he performs body languages in which he aften uses emphasizing his verbal message. 2) During his activities as a vice president candidate in presidetial election, Professor Doctor KH. Ma’ruf Amin has been implementing the communication style of assertive, aggressive and high context. Assertive communication style could be seen from the he express ideas which is proper. Aggressive communication style could be seen from his message which tend to be forceful. High context communication style is shown by his implicit message. In the non-verbal communication, he implements the communicaton style of passive, assertive and high context. Passive communication style can be seen from his wistful eyes. Assertive communication style can be seen from his expressive and natural gesture. High context communication style is seen from his eye-contact with audience, serious facial expressions, as well as emphasis on non-verbal messages.en_US
dc.publisherFAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectCommunication Style, Semiotic Analysis, Verbal, Non-Verbalen_US
dc.titleGAYA KOMUNIKASI PUBLIK TOKOH AGAMA DAN POLITIKen_US
dc.title.alternativeAnalisis Semiotik Komunikasi Verbal dan Non Verbal Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin Pra dan Pasca Terpilih sebagai Cawapres Pilpres 2019en_US
dc.typeThesis SKR FAI 106en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record