KORELASI PEMIKIRAN AL-GHAZALI DAN IBNU KHALDUN TENTANG MANUSIA DALAM PRESPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
Abstract
Pendidikan merupakan sebuah esensi yang disentralkan dalam hati manusia. Menurut al-Ghazali bahwa subtansi manusia bukanlah terletak pada unsur-unsur yang ada pada fisiknya melainkan berada pada hatinya, begitu pula menurut Ibnu Khaldun dalam subtansi yang dinukilkan oleh al-Ghazali bahwa sosial masyarakat dapat menjadi pendorong untuk mencapai sebuah kesan ke dalam sentral manusia yaitu hati. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pemikiran al-Ghazali dan Ibnu Khaldun tentang manusia dan untuk mengetahui korelasi antara pemikiran al-Ghazali dan Ibnu Khaldun tentang manusia dalam prespektif pendidikan Islam.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan termasuk jenis penelitian kepustakaan (library research). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini bersandarkan kepada sumber primer dan didukung oleh beberapa sumber-sumber sekunder baik itu dalam bentuk catatan, jurnal, buku, dan dokumentasi lainnya.
Hasil penelitian ini mengunggah bahwa pemikiran antara imam al-Ghazali dan Ibnu Khaldun tentang manusia dalam prespektif pendidikan islam tidak cukup hanya sekedar memberi nasehat, akan tetapi lebih menekankan kepada seorang pendidik ataupun pengasuh disetiap lembaga pendidikan untuk dapat menelaah dari pengertian hakekat manusia sebagaimana pemikiran imam al-Ghazali dan juga dalam lingkup sosiologi sebagaimana pemikiran imam Ibnu Khaldun dengan memahami letak peran manusia sebagai khalifah didunia, haruslah memiliki kekuatan untuk mengolah alam dengan menggunakan segenap daya dan potensi yang dimilikinya. Sebagai ‘abd yang harus melaksanakan seluruh usaha dan aktifitasnya dalam rangka ibadah kepada Allah SWT. Dengan pandangan yang terpadu ini maka sebagai khalifah tidak akan berbuat sesuatu yang mencerminkan kemungkaran atau bertentangan dengan kehendak Allah SWT. Untuk dapat melaksanakan fungsi kekhalifahan dan ibadah dengan baik, manusia perlu diberikan pendidikan, pengajaran, pengalaman, ketrampilan, tekhnologi dan sarana pendukung lainnya. Ini menunjukkan konsep khalifah dan ibadah dalam al-Qur’an erat kaitannya dengan pendidikan.