KONSEP AKHLAK PENDIDIK MENURUT AL-MAWARDI
Abstract
Tugas pendidik dalam konteks pendidikan Islam, tidak hanya mengajar, tetapi juga sebagai pembimbing dan pendidik moral, perilaku, dan akhlak siswa. Tugas ini merupakan amanah besar yang harus dipenuhi oleh pendidik. Realitas yang terjadi di masyarakat, degradasi akhlak pendidik bermunculan, seperti pemukulan, hal ini yang mengikis kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas pendidik. Sebagai subjek pendidikan seharusnya, pendidik dapat dijadikan sebagai panutan bagi anak didiknya. Objek penelitian ini adalah akhlak seorang pendidik. Konsep akhlak pendidik didasarkan pada pendapat seorang ulama bernama al-Mawardi, terdapat dalam kitab Adāb ad-Dunyā wa ad-Dīn.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library Research), yang merujuk kepada karya-karya tulis berupa kitab, jurnal, dan karya tulis lainya. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini, dengan deskriftif-analitik, analisis konten (content analysis), serta metode induktif. Pengumpulan data-data yang telah didapatkan, kemudian dianalisis dengan sumber-sumber tulisan lain sehingga memperkuat argumentasi.
Hasil penelitian ini bahwa, seorang pendidik, dalam proses belajar mengajar, menurut al-Mawardi dalam kitab Adāb al-Dunyā wa al-Dīn harus memiliki delapan akhlak: tawadu’, tidak kikir terhadap ilmu pengetahuan, mengetahui karakter murid, menghindari syubhat (dalam masalah ekonomi), ikhlas dalam mengajar, mempermudah urusan siswa, tidak berbuat kekerasan terhadap peserta didik, dan sabar dalam menghadapi murid yang memiliki intelektual yang kurang. Delapan akhlak tersebut dikuatkan dengan enam sifat lain yang harus dimiliki pendidik, dalam bab etika jiwa manusia, sifat tersebut yaitu, tidak sombong dan menjauhi sifat berbangga diri; memiliki akhlak yang mulia; memiliki rasa malu; memiliki kesabaran dan menjauhi sifat marah; berperilaku jujur dan menjauhi sifat dusta; menjauhi sifat dengki dan bersaing secara bersih.