Show simple item record

dc.contributor.advisorHERNINGTYAS, RATIH
dc.contributor.authorZUBAIDAH, AINUN ARTA
dc.date.accessioned2019-10-18T01:59:19Z
dc.date.available2019-10-18T01:59:19Z
dc.date.issued2019-03-14
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/29805
dc.descriptionSejak runtuhnya tembok berlin pada 1989, dunia telah memiliki adikuasa ekonomi yang tak terbantahkan : Amerika Serikat. Tapi sementara AS sedang menikmati kekuatannya, keseimbangan kekuasaan telah perlahan-lahan maju ke kenaikan tak terelakkan dari Cina. Sudah lama menunjukan tanda-tanda kebangkitannya, sekarang CIna memiliki tenaga kerja, pengaruh, dan ekonomi yang bersaing di tingkat yang sama dengan Amerika Serikat. Reformasi Ekonomi Cina membawa efek besar dalam pertumbuhan ekonominya. Sejak tahun 1980-an, pertumbuhan ekonomi Cina tumbuh secara agresif hingga mampu menduduki peringkat sebagai negara ekonomi terbesar ke-2 di dunia setelah Amerika Serikat. Menurut para pengamat politik, pertumbuhan ekonomi Cina berpotensi menggeser kedudukan Amerika Serikat sebagai negara superpower. Meskipun kedua negara memiliki ketergantungan ekonomi, namun tidak menjadikan dinamika hubungan kedua negara aman dan saling menguntungkan. Hal ini membuat Amerika harus mengeluarkan respon untuk menyeimbangi kekuatan Cina. Pemimpin negara memiliki peran penting dalam menentukan arah Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat. Sejak tahun 2009 hingga 2018 Amerika mengalami 2 transisi masa kepemimpinan. Tahun 2009-2017 Barack Obama menjabat sebagai Presiden Amerika dan digantikan oleh Donald Trump pad tahun 2017- sekarang. Meskipun era kepemimpinan keduanya berdekatan namun Kebijakan Luar Negeri AS terhadap Cina sangatlah kontras. Riset ini akan menganalisa bagaimana perbedaan Politik Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Cina pada Era Barack Obama dan Donald Trump menggunakan pendekatan faktor individu dan aktor idiosinkratik. Faktor individu akan menjelaskan bahwa perbedaan latar belakang kehidupan pemimpin negara akan mempengaruhi persepsi nya dalam menentukan arah Kebijakan Luar Negeri Penelitian ini menggunakan Metode deskriptifkualitatif. Metode ini bertujuan untuk menjabarkan pola Politik Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Cina dalam 2 masa Kepemimpinan Nasional AS. Menggunakan teknik libraryresearch, penelitian ini akan bersumber pada berbagai literature berupa buku, jurnal, artikel berita, dan sumber lainnya yang relevan dengan pokok penelitian. Untuk menghasilkan penelitian yang detail dan komperhensif maka penulis memberikan jangkauan penelitian hanya pada 2 dekade kepemimpinan Amerika Serikat, yaitu Era Barack Obama dan Donald Trump. Tujuannya adalah agar penulisan ini tidak keluar dari tema dan tujuan yang diinginkan.en_US
dc.description.abstractSejak runtuhnya tembok berlin pada 1989, dunia telah memiliki adikuasa ekonomi yang tak terbantahkan : Amerika Serikat. Tapi sementara AS sedang menikmati kekuatannya, keseimbangan kekuasaan telah perlahan-lahan maju ke kenaikan tak terelakkan dari Cina. Sudah lama menunjukan tanda-tanda kebangkitannya, sekarang CIna memiliki tenaga kerja, pengaruh, dan ekonomi yang bersaing di tingkat yang sama dengan Amerika Serikat. Reformasi Ekonomi Cina membawa efek besar dalam pertumbuhan ekonominya. Sejak tahun 1980-an, pertumbuhan ekonomi Cina tumbuh secara agresif hingga mampu menduduki peringkat sebagai negara ekonomi terbesar ke-2 di dunia setelah Amerika Serikat. Menurut para pengamat politik, pertumbuhan ekonomi Cina berpotensi menggeser kedudukan Amerika Serikat sebagai negara superpower. Meskipun kedua negara memiliki ketergantungan ekonomi, namun tidak menjadikan dinamika hubungan kedua negara aman dan saling menguntungkan. Hal ini membuat Amerika harus mengeluarkan respon untuk menyeimbangi kekuatan Cina. Pemimpin negara memiliki peran penting dalam menentukan arah Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat. Sejak tahun 2009 hingga 2018 Amerika mengalami 2 transisi masa kepemimpinan. Tahun 2009-2017 Barack Obama menjabat sebagai Presiden Amerika dan digantikan oleh Donald Trump pad tahun 2017- sekarang. Meskipun era kepemimpinan keduanya berdekatan namun Kebijakan Luar Negeri AS terhadap Cina sangatlah kontras. Riset ini akan menganalisa bagaimana perbedaan Politik Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Cina pada Era Barack Obama dan Donald Trump menggunakan pendekatan faktor individu dan aktor idiosinkratik. Faktor individu akan menjelaskan bahwa perbedaan latar belakang kehidupan pemimpin negara akan mempengaruhi persepsi nya dalam menentukan arah Kebijakan Luar Negeri Penelitian ini menggunakan Metode deskriptifkualitatif. Metode ini bertujuan untuk menjabarkan pola Politik Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Cina dalam 2 masa Kepemimpinan Nasional AS. Menggunakan teknik libraryresearch, penelitian ini akan bersumber pada berbagai literature berupa buku, jurnal, artikel berita, dan sumber lainnya yang relevan dengan pokok penelitian. Untuk menghasilkan penelitian yang detail dan komperhensif maka penulis memberikan jangkauan penelitian hanya pada 2 dekade kepemimpinan Amerika Serikat, yaitu Era Barack Obama dan Donald Trump. Tujuannya adalah agar penulisan ini tidak keluar dari tema dan tujuan yang diinginkan.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectBarack Obama, Donald Trump, Kebangkitan Cina, Politik Luar Negeri AS terhadap Cina, Perbandingan Individu, Idiosinkratiken_US
dc.titleCONCILIATOR VS BLOC LEADER : PERBANDINGAN KEBIJAKAN BARACK OBAMA & DONALD TRUMP DALAM MERESPON PERTUMBUHAN EKONOMI CINAen_US
dc.typeThesis SKR 223en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record