Show simple item record

dc.contributor.advisorKARTIKASARI, WAHYUNI
dc.contributor.authorMUBARAK, FATHAN
dc.date.accessioned2019-10-29T07:46:19Z
dc.date.available2019-10-29T07:46:19Z
dc.date.issued2019-10-09
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/30096
dc.description.abstractPerbatasan Indonesia – Papua New Guinea mengacu pada Deklarasi Raja Prusia (1885) yang membagi Papua menjadi dua wilayah administratif. Pembagian wilayah tersebut dilakukan dengan cara menarik garis lurus titik koordinat tertentu tanpa mempertimbangkan konsep kewilayahan. Akibatnya, wilayah perbatasan RI-PNG mengandung sejumlah persoalan seperti kondisi geografis perbatasan yang sulit dikelola, juga kepemilikan tanah ulayat masyarakat adat setempat yang telah menerobos batas-batas wilayah kedua negara. Setidaknya dua hal inilah yang membuat perbatasan RI-PNG menjadi begitu longgar dan kerap menjadi gerbang bagi kejahatan transnasional. Dengan merujuk pada kerjasama bilateral dalam pengelolaan kawasan perbatasan yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia dengan negara-negara tetangga, penelitian ini bermaksud hendak menguji konsep Wilayah Bersama jika diterapkan di perbatasan RI-PNG.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.titleMENGGAGAS WILAYAH BERSAMA DI PERBATASAN KABUPATEN KEEROM - PAPUA NEW GUINEA: PELUANG DAN TANTANGANen_US
dc.typeThesis SKR 634en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record