MOTIVASI NASABAH MENGGUNAKAN PEMBIAYAAN BMT UNTUK KEGIATAN AGRIBISNIS DI BMT ARTHA SEJAHTERA
Abstract
MOTIVASI NASABAH MENGGUNAKAN PEMBIAYAAN BMT UNTUK KEGIATAN AGRIBISNIS DI BMT ARTHA SEJAHTERA. 2019. MUHAMMAD REZA PAHLEVI (Skripsi dibimbing oleh Ir. SITI YUSI RUSIMAH, M.S. dan Dr. Ir. WIDODO, M.P.). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui bagaimana profil nasabah pembiayaan BMT Artha Sejahtera untuk usaha agribisnis, bagaimana interaksi yang terjadi, bagaimana implementasi pembiayaan yang dilakukan serta apa motivasi nasabah menggunakan BMT Artha Sejahtera dalam usaha agribisnis. Penelitian dilakukan di BMT Artha Sejahtera, atas pertimbangan BMT tersebut berdasarkan penelitian Mellahy (2016) kehadirannya telah memberikan kesejahteraan ekonomi bagi anggotanya dan membuka lapangan pekerjaan melalui kegiatan pembiayaannya. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui motivasi nasabahnya. Selain itu, masyarakatnya berprofesi di sektor pertanian dan usaha mikro, BMT sudah beroperasi lebih dari 10 tahun dan memiliki 3 cabang, melakukan pembiayaan di sektor pertanian dan wilayah operasionalnya hingga tingkat Kabupaten. Sampel yang dijadikan sebagai responden sebanyak 21 orang, yakni sebagai nasabah pembiayaan untuk usaha agribisnis dan penelitian ini dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nasabah pembiayaan BMT Artha Sejahtera untuk kegiatan agribisnis kebanyakan perempuan, berpendidikan SMA dan menggunakan BMT untuk usaha peternakan. Kemudian umumnya nasabah mengetahui BMT karena melihat papan nama BMT, lalu menggunakan BMT yang paling awal sejak tahun 2012. Selain itu terdapat juga nasabah yang menggunakan pembiayaan untuk usaha non agribisnis dan juga sebagai penabung. Motivasi nasabah menggunakan BMT Artha Sejahtera yang paling dominan ialah motivasi biogenetis. Adapun beberapa indikator yang menjadi alasan nasabah memilih BMT Artha Sejahtera, yakni : i) motivasi biogenetis : memenuhi kebutuhan modal, lokasi yang strategis, pencairan dana yang cepat, persyaratan pengajuan yang mudah, beban administrasi yang ringan, dekat dengan tempat tinggal. ii) motivasi sosiogenetis : dorongan dari keluarga dan ketanggapan pegawai melayani nasabah. iii) motivasi teogenetis : menghindari riba, sesuai dengan hukum Islam dan transaksinya halal. Selanjutnya secara umum penerapan akad oleh BMT belum sepenuhnya sesuai dengan fatwa DSN-MUI.