dc.contributor.author | APRIANI, REZA DWI | |
dc.date.accessioned | 2019-12-04T02:40:07Z | |
dc.date.available | 2019-12-04T02:40:07Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/30740 | |
dc.description | Cesarean section has a high enough risk of 15-20 times compared to labor in general. Infection during surgery can be prevented by prophylactic antibiotics. According to the World Health Organization, the recommended antibiotics are 1 gram cefazolin antibiotic and 2 gram ampicillin antibiotics. This study aims to study the pattern of antibiotic use in cesarean section and its effectiveness in cesarean section patients in Panembahan Senopati Hospital Bantul in 2017. This research was an observational descriptive study using cross sectional method by taking data retrospectively through medical records of cesarean section patients who were given antibiotic prophylaxis in the inpatient installation of Panembahan Senopati Bantul Hospital in 2017. The sampling technique was 88 purposive sampling and all samples were taken meet the inclusion criteria. Data processing was done descriptively which compared the use of antibiotics given by the hospital with the World Health Organization Guideline in 2017.
The results of this study showed the facts of 88 patients, mostly aged 20-35 years as much as 68.18%, G2P1A0 parity status (39.77%), duration of treatment 56 days (75%), with an indication of a history of cesarean (21.59%), at term gestational age (38.42%). Of 88 cesarean section patients, 84 patients (95.45%) were given cefotaxime and 4 patients (4.54%) were given ampicillin. The suitability of antibiotic types based on the World Health Organization (WHO) in 2017 95.45% is not appropriate, the suitability of the administration route is 100%, the suitability of the administration time is 100% and based on the dose given 4.54% is not in accordance with the guidelines. The effectiveness of antibiotics can be seen from the absence of an increase in the patient's body temperature after being given prophylactic antibiotics, the results obtained after being given prophylactic antibiotics there is no temperature of more than 37.2 ˚C means that all patients undergoing cesarean section surgery at Panembahan Senopati Hospital Bantul have no infection. | en_US |
dc.description.abstract | Bedah sesar memiliki resiko cukup tinggi terkena infeksi yaitu sekitar 1520 kali lipat dibandingkan dengan persalinan pada umumnya. Infeksi pada saat operasi bedah sesar dapat dicegah dengan pemberian antibiotik profilaksis. Menurut World Health Organization tahun 2017 antibiotik yang direkomendasikan yaitu antibiotik sefazolin 1 gram dan ampisilin 2 gram secara intravena. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi penggunaan antibiotik profilaksis pada operasi bedah sesar dan keefektifannya pada pasien bedah sesar di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2017.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional menggunakan metode cross sectional dengan pengambilan data secara retrospektif melalui rekam medis pasien operasi bedah sesar yang diberikan antibiotik profilaksis di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2017. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling sebanyak 88 pasien dan semua sampel memenuhi kriteria inklusi. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif kemudian membandingan penggunaan antibiotik yang diberikan rumah sakit dengan Guideline World Health Organization (WHO) tahun 2017.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 88 pasien, sebagian besar berusia 20-35 tahun sebanyak 68.18%, status paritas G2P1A0 (39.77%), lama perawatan 5-6 hari (75%), dengan indikasi riwayat sesar (21,59%), pada usia kehamilan aterm (38.42%). Dari 88 pasien bedah sesar yaitu 84 pasien (95.45%) diberikan sefotaksim dan 4 pasien (4.54%) diberikan ampisillin. Kesesuaian jenis antibiotik berdasarkan World Health Organization (WHO) tahun 2017 95.45% tidak sesuai, kesesuaian rute dan waktu pemberian yaitu 100% dan berdasarkan dosis yang diberikan 100% belum sesuai dengan guideline. Keefektifan antibiotik dapat dilihat dari tidak adanya peningkatan suhu tubuh pasien setelah diberikan antibiotik profilaksis, hasil yang diperoleh sesudah diberikan antibiotik profilaksis tidak terdapat suhu lebih dari 37,2˚C artinya bahwa seluruh pasien yang menjalani operasi bedah sesar di RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak mengalami infeksi. | en_US |
dc.publisher | FKIK UMY | en_US |
dc.subject | CESAREAN SECTION | en_US |
dc.subject | BEDAH SESAR | en_US |
dc.subject | PROPHYLACTIC ANTIBIOTICS | en_US |
dc.subject | ANTIBIOTIK PROFILAKSIS | en_US |
dc.subject | EVALUATION | en_US |
dc.subject | EVALUASI | en_US |
dc.subject | EFFECTIVENESS | en_US |
dc.subject | EFEKTIVITAS | en_US |
dc.title | EVALUASI DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN OPERASI BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) MENURUT WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO) DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2017 | en_US |
dc.type | Thesis SKR FKIK 530 | en_US |