REPRESENTASI ADAT PERKAWINAN ORANG BUGIS DALAM FILM UANG PANAI MAHAL
Abstract
Film merupakan salah satu alat yang efektif untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dengan penyajiannya yang audio dan visual film berfungi sebagai media hiburan kepada khalayak. Dengan perkembangannya yang pesat film di Indonesia mampu menampilkan adat ataupun budaya yang ada dalam masyarakat. Film menjadi media representasikan dan konstruksi realitas sosial. Seperti halnya adat perkawinan orang Bugis yang ditampilkan dalam film Uang Panai Mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana adat perkawinan orang Bugis dikonstruksikan dalam film Uang Panai Mahal.
Peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotika signifikasi dua tahap Roland Barthes. Penelitian ini menganalisis makna dengan melihat scene-scene maupun dialog untuk mengetahui makna denotasi, konotasi serta mitos yang terdapat dalam film Uang Panai Mahal.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adat perkawinan orang Bugis yaitu, mammanu’-manu’ dilakukan untuk mencari tahu apakah sang gadis sudah ada yang meminang atau belum serta untuk mengenali orang tuanya. Orang Bugis memiliki solidaritas tinggi terutama dalam adat perkawinan. Orang Bugis melakukan kegiatan madduta untuk menyepakati uang panai serta hari pernikahan. Perwujudan uang panai bagi pria Bugis dianggap sebagai salah satu praktik budaya siri’ dan kemampuan orang Bugis menerapkan Taro ada’ taro gau’ (Berpegang teguh terhadap apa yang telah diucapkan).