dc.contributor.author | Zuniarto, Achmad Zulfa | |
dc.date.accessioned | 2020-02-05T02:04:07Z | |
dc.date.available | 2020-02-05T02:04:07Z | |
dc.date.issued | 2019-11-01 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/31473 | |
dc.description | Latar Belakang: Infertilitas merupakan permasalahan yang cukup banyak dialami oleh pasangan suami-istri di Indonesia maupun di dunia. Infertilitas berhubungan dengan masalah kesehatan mental, diantaranya kecemasan dan depresi yang bisa berdampak pada tingkat kualitas hidup pasien infertil. Kondisi ini menyebabkan pasien infertil mendapatkan tekanan yang besar pada kehidupannya, terutama menyangkut kondisi biologis, psikologis, sosial, ekonomi, budaya, maupun hubungan dengan pasangannya. Penelitian mengenai hubungan kualitas hidup dengan tingkat depresi dan kecemasan pada pasien infertil dengan instrumen FertiQoL belum pernah dilakukan di Indonesia sebelumnya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara kualitas hidup dengan tingkat depresi dan kecemasan, serta mengetahui apakah konsep patiet-centered care diperlukan dalam penanganan kasus infertilitas.
Metode: Penelitian ini menggunakan mixed methods, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Pasien mengisi kuesioner setelah mengisi informed consent dan mendengarkan penjelasan dari peneliti. Kualitas hidup diukur menggunakan FertiQoL, sedangkan tingkat depresi dan kecemasan diukur menggunakan HADS. Sampel penelitian adalah 200 pasien infertil yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang didapatkan melalui teknik purposive sampling. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan uji Mann-Whitney dan uji korelasi Spearman. Kemudian dilanjutkan dengan metode kualitatif menggunakan teknik in depth interview. Jumlah responden tergantung dari kejenuhan data.
Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan tingkat depresi dan kecemasan pada seluruh domain FertiQoL (p<0,001). Responden berharap penanganan infertilitas lebih komprehensif dengan penerapan konsep patiet-centered care di masa yang akan datang, supaya menghasilkan luaran yang lebih baik. Pasien memiliki pikiran positif melalui support keluarga, meskipun pasien memiliki perasaaan negatif akibat pengaruh lingkungan. Pasien mencoba mencari informasi dari dokter lain, supaya dapat memiliki keturunan. Pelayanan kesehatan saat ini belum komprehensif, karena dokter tidak bekerja dalam tim dalam penanganan infertilitas.
Kesimpulan: Kualitas hidup memengaruhi tingkat depresi dan kecemasan pada pasien infertil. Responden berharap penanganan infertilitas lebih komprehensif dengan penerapan konsep patiet-centered care di masa yang akan datang, supaya menghasilkan luaran yang lebih baik. | en_US |
dc.description.abstract | Background: Infertility is a problem that frequently experienced by couples in Indonesia, also around the world. Infertility is associated with mental health problems, such as anxiety and depression which affect the life quality of infertile patients. This condition causes a great deal of pressure, especially regarding to biological, psychological, social, economic, cultural, and relationship conditions.The study about correlation between quality of life with depression and anxiety using FertiQoL instrument has never been investigated in Indonesia.
Aim: The aim of this study is to investigate correlation between quality of life and depression and anxiety levels, also to investigate whether patient-centered care concept is needed in management of infertility or not.
Methods: This study used mixed methods, qualitative and quantitative methods. The quantitative method was cross sectional study. Patients filled the questioner after signing informed consent and clear explanations. Quality of life is measured by FertiQoL, while depression and anxiety are measured by HADS. This study involves 200 infertile patients who meet the criteria. The respondents of this study are selected by using the purposive sampling technique. The data analysis of this study used Spearman, Mann-Whitney and Kruskal-Wallis. The qualitative method used in depth interview technique to get data about the role of patient centered care concept in infertility management. The number of respondents depends on data saturation.
Results: There is a significant correlation between quality of life with depression and anxiety within the entire FertiQoL domain (p<0,001). Although they have negative feelings due to external effect, patients are positive because of family support. Patients try to get complete information from other doctors in order to succeed in having children. Health care services are currently not comprehensive, ie doctors do not work in teams in infertility management.
Conclusion: Quality of life affects depression and anxiety in infertile patients. Respondents hope that infertility management will be more comprehensive with patient-centered care concept in the future | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | FertiQoL | en_US |
dc.subject | depression | en_US |
dc.subject | anxiety | en_US |
dc.subject | infertile | en_US |
dc.title | PATIENT-CENTERED CARE: UPAYA PENINGKATAN KEBERHASILAN TERAPI PASIEN INFERTILITAS MELALUI PENDETEKSIAN KUALITAS HIDUP, TINGKAT DEPRESI, DAN TINGKAT KECEMASAN | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |