Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.advisorJUNAEDI, FAJAR
dc.contributor.authorHAKIM, ALI RAHMAN
dc.date.accessioned2020-02-12T02:10:30Z
dc.date.available2020-02-12T02:10:30Z
dc.date.issued2020-01-14
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/31619
dc.descriptionPenelitian ini dilatarbelakangi pemberitaan media nasional Jawa Pos dan Republika mengenai mundurnya Edy Rahmayadi sebagai ketua umum PSSI saat kongres tahunan PSSI yang dilaksanakan di Bali pada tanggal 20 Januari 2019. Pemberitaan mengenai sepakbola Indonesia pada akhir tahun 2018 sampai awal tahun 2019 kerap menjadi sorotan utama di berbagai surat kabar baik cetak maupun online, kasus-kasus seperti kekerasan terhadap suporter, terbongkarnya kasus pengaturan skor (match fixing) pada lanjutan liga Indonesia, sampai mundurnya Edy Rahmayadi dari pucuk pimpinan PSSI. Hal tersebut mengundang berbagai surat kabar nasional menuliskan pemberitaan mengenai PSSI sebagai headline. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembingkaian (framing) yang dibuat oleh surat kabar Jawa Pos dan Republika dalam memberitakan PSSI pasca mundurnya Edy Rahmayadi. Menggunakan pendekatan kualitatif, metode yang digunakan adalah analisis framing model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki. Data penelitian ini bersumber dari pemberitaan yang diberitakan dua surat kabar nasional Jawa Pos dan Republika dalam memberitakan PSSI pasca mundurnya Edy Rahmayadi pada periode 21 – 25 Januari 2019. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Jawa Pos mempunyai tiga bingkai pemberitaan diantaranya: Edy Rahmayadi mundur karena tidak dihargai, masuknya hukum positif pada kasus match fixing, dan ketidakcerdasan pengurus PSSI. (2) Republika mempunyai dua bingkai pemberitaan diantaranya: desakan perombakan pengurus PSSI dan match fixing dan match setting masuk pada wilayah pidana.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini dilatarbelakangi pemberitaan media nasional Jawa Pos dan Republika mengenai mundurnya Edy Rahmayadi sebagai ketua umum PSSI saat kongres tahunan PSSI yang dilaksanakan di Bali pada tanggal 20 Januari 2019. Pemberitaan mengenai sepakbola Indonesia pada akhir tahun 2018 sampai awal tahun 2019 kerap menjadi sorotan utama di berbagai surat kabar baik cetak maupun online, kasus-kasus seperti kekerasan terhadap suporter, terbongkarnya kasus pengaturan skor (match fixing) pada lanjutan liga Indonesia, sampai mundurnya Edy Rahmayadi dari pucuk pimpinan PSSI. Hal tersebut mengundang berbagai surat kabar nasional menuliskan pemberitaan mengenai PSSI sebagai headline. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembingkaian (framing) yang dibuat oleh surat kabar Jawa Pos dan Republika dalam memberitakan PSSI pasca mundurnya Edy Rahmayadi. Menggunakan pendekatan kualitatif, metode yang digunakan adalah analisis framing model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki. Data penelitian ini bersumber dari pemberitaan yang diberitakan dua surat kabar nasional Jawa Pos dan Republika dalam memberitakan PSSI pasca mundurnya Edy Rahmayadi pada periode 21 – 25 Januari 2019. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Jawa Pos mempunyai tiga bingkai pemberitaan diantaranya: Edy Rahmayadi mundur karena tidak dihargai, masuknya hukum positif pada kasus match fixing, dan ketidakcerdasan pengurus PSSI. (2) Republika mempunyai dua bingkai pemberitaan diantaranya: desakan perombakan pengurus PSSI dan match fixing dan match setting masuk pada wilayah pidana.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectframing, Edy Rahmayadi, PSSI, media nasional.en_US
dc.titleMUNDURNYA EDY RAHMAYADI SEBAGAI KETUA UMUM PSSI DALAM BINGKAI PEMBERITAAN MEDIA NASIONAL (ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PSSI PASCA MUNDURNYA EDY RAHMAYADI DI SURAT KABAR JAWA POS DAN REPUBLIKA PERIODE 21 – 25 JANUARI 2019)en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 11en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record