WACANA DISKRIMINASI WARIA PADA FILM DOKUMENTER INDONESIA (ANALISIS WACANA KRITIS PADA FILM DOKUMENTER “BULU MATA”)
Abstract
Penelitian ini mengambil objek film peraih Piala Citra film dokumenter panjang Terbaik FFI (Festival Film Indonesia) 2017, yaitu Bulu Mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wacana diskriminasi yang digambarkan dalam film Bulu Mata, dan juga untuk mengetahui tujuan dari pembuat film yang menampilkan kembali wacana diskriminasi pada film tersebut. Penelitian merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis wacana kritis model Norman Fairclough untuk menganalisis wacana diskriminasi yang terdapat dalam film dokumenter Tonny Trimarsanto yang berjudul Bulu Mata. Fairclough membagi analisis wacana dalam pendekatan 3 dimensi yaitu : teks, Praktik diskursif, dan praktik sosio budaya. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa film Bulu Mata mengandung wacana diskriminasi terhadap waria. Dalam dimensi teks, wacana diskriminasi direpresentasikan dalam penggalan scenes melalui berbagai pemilihan kosakata dan tata bahasa yang cenderung bersifat disriminatif . Sedangkan dalam dimensi praktik diskursif ditemukan bahwa pada proses produksi dan konsumsi teks, wacana diskriminasi terhadap waria yang terjadi di Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh juga mempengaruhi film Bulu Mata diproduksi oleh Rumah Dokementer dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Suara Kita. Terakhir, praktik sosio budaya mengungkapkan bahwa dalam aspek sosial dan budaya pada masyarakat bahwa waria dianggap menyimpang dalam standar norma yang berlaku dalam masyarakat Indonesia khususnya Aceh sebagai daerah yang menegakkan syariat Islam sangat mempengaruhi wacana dan praktik diskriminasi yang tejadi.