PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG POLITIK DINASTI DALAM RANAH POLITIK LOKAL DI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2019
Abstract
De.mo.krasi lebih me.me.ntingkan kepentingan pribadi untuk dirinya sendiri maupun keluarga, tetapi dengan alat kelengkapan demokrasi seperti pasrtai politik, lembaga dan konstitusi negara. Alat demokrasi tersebut bukan semat-mata hanya untuk menopang sistem demokrasi yang ada di Indonesia saat ini melainkan sebagai manipulasi sistem demokrasi yang ada. Secara lebih sempit lagi politik digunakan sebagai alat perebutan kekuasaan atau penimbunaan kekuasaan melalui rakyat dibayar untuk menyampaikan manipulasi suaranya.
Keluarga Idham Samawi dalam pilkada berhasil tetap bertahan dalam Pemerintahan Kabupaten Bantul, namun dalam periode Idha Samawi dalam pencalonan periode kedua dapat dikalahkan oleh Suharsono dan menjabat menjadi Kepala Daerah sampai saat ini. Penelitian ini bertujuan menganalisis pola dan penyebab sehingga Dinasti Kepala Daerah pada suatu keluarga meskipun pemilihan telah dilaksanakan secara langsung dan terbuka bagi masyarakat umum. Lokasi penelitian ini di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian kuantitatif menggunakan studi kasus, penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Peneliti membagikan kuesioner sebanyak 75 kepada masyarakat umum setempat dan di Kecamatan Sewon dibagi menjadi 4 Desa yaitu Panggungharjo, Desa Timbulharjo, Desa Pendowoharjo, Desa Bangunharjo. Penelitian ii bertujuan untuk mengetahui bahwa masyarakat pada umumnya mengetahui apa tidak dengan adanya Politik Dinasti di daerah mereka. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini mempengaruhi masyarakat untuk memilih kembali calon dari Politik Dinasti. Dalam penerapanya sebenarnya masyarakat menyadari bahwa Politik Dinasti telah terjadi di daerah mereka namun meraka hanya mengikuti alur politik yang ada supaya tidak menimbulkan permasalahan politik yang baru. Masyarakat memilih calon dari Politik Dinasti sebab yang lain karena tolok ukur konsistensi kinerja dari calon Politik Dinasti ini sendiri mengacu pada politik petahana sebelumnya tanpa mengamati kualitas politik calon yang sebenarnya dimiliki.
Penelitian ini berkesimpulan dengan adanya Politik Dinasti dengan segala pro dan kontra Politik Dinasti. Sedikitnya memberikan gambaran bagi masyarakat umum untuk lebih realistis berdemokrasi dan memikirkan segi positif dan negatif Politik Dinasti yang ditimbulkan. Masyarakat tentunya akan lebih paham apabila terjadi lagi Politik Dinasti terjadi didaerah meraka dan bisa memilih apakah masyarakat masih mau mendukung Politik Dinasti menjamur di politik pemerintahan atau mereka akan menciptakan yang namanya politik demokrasi yang sesugguhnya.