Show simple item record

dc.contributor.advisorGHOZALI, MUHAMMAD THESA
dc.contributor.authorABDISSALAM, ERFAN
dc.date.accessioned2020-03-03T03:24:09Z
dc.date.available2020-03-03T03:24:09Z
dc.date.issued2019-07-18
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/32247
dc.descriptionKesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, pelayanan kesehatan terbilang masih belum optimal, khususnya bagi masyarakat yang bermukim di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK). Masyarakat yang tinggal di DTPK umumnya mengalami kesulitan untuk mengakses pelayanan kesehatan primer yang berkualitas. Pelayanan kefarmasian memegang peranan penting sebagai salah satu aspek dalam pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pelayanan farmasi klinik berdasarkan Permenkes Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas serta mengetahui pengaruh antara jumlah apoteker dan kategori puskesmas terhadap kinerja pelayanan farmasi klinik di Puskesmas Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-korelatif dengan pendekatan kuantitatif yang dilakukan di seluruh Puskesmas Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara, meliputi Puskesmas Sungai Nyamuk, Puskesmas Aji Kuning, Puskesmas Setabu, Puskesmas Sungai Taiwan, dan Puskesmas Lapri. Data dianalisis berdasarkan 7 aspek pelayanan farmasi klinik yang terdiri atas pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan informasi obat, konseling, visite pasien, monitoring efek samping obat, pemantauan terapi obat, dan evaluasi penggunaan obat. Pengambilan data dilakukan dengan observasi menggunakan daftar tilik, kuesioner, dan wawancara, dilengkapi dengan data retrospektif melalui penelusuran dokumen untuk memberikan gambaran secara jelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pelayanan farmasi klinik di Puskesmas Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara adalah 0 aspek (0%) berada pada kriteria sangat tinggi, 2 aspek (29%) berada pada kriteria tinggi, 0 aspek (0%) berada pada kriteria sedang, 2 aspek (29%) berada pada kriteria rendah, dan 3 aspek (43%) berada pada kriteria sangat rendah. Rata-rata kinerja pelayanan farmasi klinik melalui penilaian terhadap ketujuh aspek adalah 52% atau terbilang rendah. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara pengaruh jumlah apoteker dan kategori puskesmas dengan kinerja pelayanan farmasi klinik di Puskesmas Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara.en_US
dc.description.abstractHealth is a human right and one of the elements of prosperity that must be achieved according to the ideals of the Indonesian nation as mandated in the Law No. 36 of 2009 concerning Health. However, in its implementation, health services are still not relatively optimal, especially for people living in Underdeveloped, Border, and Islands Regions (DTPK). People living in DTPK generally have difficulty accessing quality primary health services. Pharmaceutical services play an important role as one aspect of health services. This research aims to find out the performance of clinical pharmacy services based on Rules of Minister of Health Number 74 Year 2016 on Pharmaceutical Service Standards in Puskesmas (Health Center) and to know the influence between the number of pharmacists and health center categories on the performance of clinical pharmacy services in Sebatik Island Health Centers, Nunukan Regency, North Kalimantan Province. This research is a descriptive-correlative study with a quantitative approach carried out in all Sebatik Island Health Centers, Nunukan Regency, North Kalimantan Province, including Sungai Nyamuk Health Center, Aji Kuning Health Center, Setabu Health Center, Sungai Taiwan Health Center, and Lapri Health Center. The data was analyzed based on 7 aspects of clinical pharmacy services consisting of assessment and prescription services, drug information service, counseling, patient visit, drug side effects monitoring, drug therapy monitoring, and the use of medicine evaluation. Data collection is done by observation using list of viewers, questionnaire, and interview, equipped with retrospective data through documentary examination to give a clear depiction. The results showed that the performance of clinical pharmacy services at Sebatik Island Health Centers in Nunukan Regency North Kalimantan Province, was 0 aspect (0%) is in very high criteria, 2 aspects (29%) are in high criteria, 0 aspect (0%) is medium criteria, 2 aspects (29%) are low criteria, and 3 aspects (43%) are in very low criteria. The average performance of clinical pharmacy services due to the assessment of the seven aspects is 52% or considered as low. There is no significant correlation between the influence of the number of pharmacists and the category of health center with the performance of clinical pharmacy services in Sebatik Island Health Centers, Nunukan Regency, North Kalimantan Province.en_US
dc.publisherFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectperformance, clinical pharmacy services, health center, Sebatik Islanden_US
dc.titleEVALUASI KINERJA PELAYANAN FARMASI KLINIK DI PUSKESMAS PULAU SEBATIK KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA (PERBATASAN RI-MALAYSIA)en_US
dc.typeThesis SKR FKIK 429en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record