STRATEGI PROMOSI PRODUK ROKOK DI INDONESIA STUDI KASUS A-MILD (SAMPOERNA), LA-LIGHTS (DJARUM), GG MILD (GUDANG GARAM)
Abstract
Penelitian ini melakukan analisis strategi promosi produk rokok di Indonesia dengan mengambil objek penelitian iklan-iklan luar ruang A Mild, LA Light dan GG Mild yang berada di kota Yogyakarta. Iklan-iklan luar ruang yang ingin dilihat adalah iklan baliho, poster, spanduk, flier, banner, etalase, LED screen, spanduk di warung, hiasan warung (tembok yang di cat merk rokok, rolling door), gerobak rokok, ambient media dan fasilitas cafe. Penelitian ini dilakukan karena meskipun sudah mengalami pengetatan penyiaran iklan rokok di televisi melalui PP No. 19 tahun 2003, bahwa pengiklanan rokok/tembakau dilarang disiarkan pada siang hari mulai pkl. 05.00–21.30 WIB, kenyataanya untuk mengantisipasi “keterbatasan” tersebut produsen iklan rokok mulai mengalihkan iklan-iklan produknya ke dalam media yang lain seperti yang peneliti sebutkan di atas. Penelitian ini menggunakan observasi langsung untuk mendapatkan data di lapangan dan mendeskripsikan temuan tersebut dalam analisis penelitian. Selanjutnya akan juga dilakukan wawancara kepada pihak Dippenda (Dinas Pendapatan Daerah) Yogyakarta untuk mengetahui seberapa besarkah pemerintah kota Yogyakarta mendapatkan pemasukan keuangan dari pajak iklan-iklan luar ruang tersebut. Melihat strategi promosi produk rokok di Indonesia melalui iklan luar ruang adalah cara yang strategis untuk mengetahui berbagai bentuk iklan rokok terkini berikut persebaran iklan rokok di tempat-tempat yang dianggap “potensial” menjaring awarness target konsumen. Setelah melakukan pendataan dan pemetaan iklan rokok peneliti akan melakukan diskusi kelompok terfokus (focus group discussion) kepada siswa sekolah yang dianggap memiliki umur yang rawan untuk memulai kebiasaan merokok, hal ini apakah kemudian berelasi dengan paparan iklan-iklan rokok yang mereka temui setiap hari? Pemilihan ketiga merk iklan A Mild, LA Lights dan GG Mild dikarenakan merek-merek tersebut memliliki segmentasi remaja yang dikenal memang umur yang rawan untuk mencoba produk rokok.