Show simple item record

dc.contributor.authorFaisal
dc.date.accessioned2020-04-23T04:07:06Z
dc.date.available2020-04-23T04:07:06Z
dc.date.issued2019-12-22
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/32844
dc.descriptionFokus Penelitian ini terkait dengan Migran Muslim Kabupaten Jayapura dalam mengahadapi dinamika Papua di era pemberlakuan Otonomi Khusus. Masalah penelitian, mengapa Migran Muslim mampu bertahan dari berbagai tekanan di era Otonomi Khusus Papua. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan perolehan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keistimewaan yang didapatkan Orang Asli Papua menyebabkan terjadinya segmentasi antara Orang Asli Papua dan migran yang menjurus pada dominasi. Pengistimewaan tersebut membuat Migan Muslim harus melakukan adaptasi, kontestasi dan sekaligus negosiasi dalam membangun relasi dengan Orang Asli Papua dengan berbagai pola. Pada bidang sosial, relasi tersebut dalam bentuk kontestatif-akomodatif; dalam bidang politik terjadi dalam pola relasi kontestatif-affirmatif dan pada bidang ekonomi relasi tersebut berlangsung dalam hubungan simbiosis-mutualistik. Untuk mempertahakan eksistensi diri, migran kemudian mengkostruksi dirinya di tengah dinamika Politik Papua dengan modal yang mereka miliki dengan memobilisasi sumber-sumber kapital khususnya dalam sektor ekonomi informal dan faktor itu pula yang dilakukan oleh migran ketika mereka merasa dalam keadaan “tersubodninasi” dengan membangun identitas dirinya yang disebut politik identitas. Disertasi ini menegaskan bahwa pemberlakuan otonomi khusus Papua perlu dilakukan evaluasi dalam hal penyetaraan warga negara. Orang Asli Papua dengan dalih afirmasi dari negara dapat saja memainkan “strategi kebudayaan” ketika berhadapan dengan warga yang lain untuk meraih keinginan baik aspek sosial, politik dan ekonomi. Maka bagi pemerintah, mengkonstruksi aturan perudang-undangan hendaknya memperhatikan nilai-nilai dan kearifan-kearifan lokal dan nilai-nilai religiusitas masyarakat, baik OAP maupun kelompok masyarakat migran, agar harmoni dalam masyarakat dapat terpelihara.en_US
dc.description.abstractThe focus of this research relates to the Muslim Migrants of Jayapura Regency in dealing with the dynamics of Papua in the era of the enactment of Special Autonomy. The problem of research is why Muslim migrants are able to withstand various pressures in the era of Special Autonomy in Papua. This research method uses a qualitative approach to data acquisition through observation, interviews and documentation studies. The results of this study indicate that the privileges obtained by Papuans cause segmentation between Papuans and migrants leading to dominance. This privilege makes Muslim Migan have to adapt, contest and at the same time negotiate in building relations with the Indigenous Papuans (OAP) with various patterns. In the social field, the relation is in the form of contestative-accommodative; in the political field occurs in a pattern of contestative-affirmative relations and in the economic field the relationship takes place in a symbiotic-mutualistic relationship. To maintain self-existence, migrants then construct themselves in the midst of the dynamics of Papuan politics with their capital by mobilizing capital resources, especially in the informal economic sector, and those factors are also carried out by migrants when they feel in a state of "subordinated" by building their identity which is called identity politics. This dissertation confirms that the application of Papua's special autonomy needs to be evaluated in terms of equalization of citizens. Papuans on the pretext of affirmation from the state can just play a "cultural strategy" when dealing with other citizens to achieve desires both social, political and economic aspects. So for the government, constructing rules of legislation should pay attention to the values and local wisdoms and the values of community religiosity, both Indigenous Papuans (OAP) and migrant community groups, so that harmony in society can be maintained.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherPROGRAM DOKTOR ILMU POLITIK ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectNegotiationsen_US
dc.subjectMuslim Migrantsen_US
dc.subjectPapuaen_US
dc.titleNEGOSIASI NILAI-NILAI KULTURAL MIGRAN MUSLIM DI KABUPATEN JAYAPURA PAPUAen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record