ETHNIC AND RELIGIOUS DIVERSITY: “MYANMAR’S UNFOLDING NEMESIS
Abstract
Myanmar memiliki keragaman etnis dan pluralitas agama. Dari perspektif geografis, sekitar satu setengah dari negara terdiri dari wilayah yang secara tradisional dikuasai oleh etnis Burma (Bama), yang membentuk 65% dari bangsa yang berpenduduk 50 juta. Sebuah gambaran yang rumit dari agama yang berbeda kesetiaan juga muncul. Buddhisme berinteraksi dengan Islam, Hindu dan Kristen. Semula keadaan ini dianggap biasa. Tetapi, kemudian ternyata menjadi potensi konflik yang berkepanjangan. Bahkan dapat dikatakan bahwa belum terselesaikannya ketegangan etnis dan keagamaan ini merupakan ancaman yang besar pemerintah militer Myanmar, termasuk keberadaan Daw Aung San Suu Kyi dan Liga Nasional untuk Demokrasi yang meneriakkan pemberlakuan Hak Asasi Manusia untuk Myanmar. Tetapi, yang jauh lebih rumit adalah keberadaan kaum Rohingya yang selama ini terpinggirkan karena dianggap sebagai ancaman yang serius. Bukan saja dari sisi budaya, tetapi lebih jauh dari sekadar persoalan budaya, pemerintah dan mayoritas masyarakat Myanmar menganggapnya sebagai ancaman politik yang sangat membahayakan kepentingan Negara dan bangsa Myanmar yang didominasi oleh kekuatan umat Buddha dan rejim otoritarian yang tidak toleran dengan beragam bentuk perbedaan.
Kata Kunci: Rohingya, Islam dan Buddhisme.