PENGARUH AIR LINDI TPST PIYUNGAN TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR WARGA
Abstract
Kota Yogyakarta terus berusaha menyelesaikan masalah sampah dengan berbagai macam cara salah satunya dengan mendirikan tempat pembuangan sampah terpadu atau biasa disebut TPST. TPST yang menjadi tempat pembuangan sampah-sampah kota berada di Piyungan, Bantul dan biasa dikenal sebagai TPST Piyungan. Meningkatnya jumlah sampah dari tahun ke tahun yang ditampung TPST dengan hampir 600 ton/hari juga ikut mempengaruhi jumlah limbah cair atau air lindi yang dihasilkan. Saat ini air lindi yang dihasilkan TPST sebanyak 1,2 Liter/detik atau setara dengan 103.680 Liter/harinya selama 24 jam dimana dapat membahayakan kualitas air tanah warga yang tinggal disekitar TPST. Kualitas air didalam tanah juga dapat terpengaruhi dari banyaknya air yang terinfiltasi kedalam tanah, selain air hujan yang dapat mempengaruhi air didalam tanah, air lindi yang dihasilkan dari TPST ini juga dikhawatirkan dapat mempengaruhi kualitas air tanah secara signifikan. Oleh karena itu, kualitas sumber air bersih atau sumur warga yang tinggal disekitar TPST Piyungan perlu dilakukan pengujian kualitas air baik dalam musim kemarau maupun musim penghujan untuk dijadikan bahan pembanding mengetahui apakah limbah cair atau air lindi dari TSPT mempengaruhi kualitas air karena musim. Dari hasil pengujian kualitas air secara langsung di lapangan meggunakan alat pH meter buatan Italia dengan nama Hanna Instrument HI98194 terhadap 15 sumur warga yang tinggal disekitar TPST Piyungan didapati sudah tercemar yang disebabkan limbah air lindi TPST Piyungan setelah hasilnya dibandingkan dengan standar baku kualitas air bersih dari pemerintah pusat maupun daerah. Berdasarkan hasil dari pengujian didapati terdapat 3 sumur yang konstan mengalami pencemaran akibat air lindi yaitu sumur dengan kode W1, W12, dan W26.