Show simple item record

dc.contributor.authorROSMILA, GIGIN BIAN
dc.date.accessioned2020-10-21T04:19:37Z
dc.date.available2020-10-21T04:19:37Z
dc.date.issued2020-06-20
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/35700
dc.descriptionPelayanan kesehatan di Indonesia telah memasuki era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Rumah sakit yang melayani peserta BPJS dibayar menggunakan sistem berbasis paket dengan tarif INA CBG. Pembayaran klaim untuk fasilitas kesehatan lanjutan dibedakan berdasarkan kelas rumah sakit. Rumah sakit tipe D memiliki tarif INA CBG terendah, sehingga mereka harus menghitung biaya per unit dari setiap prosedur yang diberikan berdasarkan kelompok diagnostik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan perbandingan unit cost tindakan hemodialisis dengan tarif INA CBG dan untuk mengetahui apakah ada kegiatan non value-added dalam layanan hemodialisis. Jenis penelitian ini adalah studi kasus kualitatif. Subjek penelitian adalah Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Siti Aminah (RSUMSA). Objek yang digunakan adalah semua kegiatan yang mendukung terjadinya layanan rawat jalan hemodialisis. Analisis data menggunakan modifikasi Activity Based Costing Baker. Hasilnya menunjukkan unit cost tindakan HD pada 2018 sebesar Rp. 724.725,00. Tarif INA CBG untuk tindakan hemodialisis di Rumah Sakit Tipe D adalah Rp. 737.700,00. Sehingga diperoleh selisih positif antara tarif INA CBG dan unit cost HD sebesar Rp. 12.975,00. RSUMSA belum dapat melakukan pemeriksaan pendukung sesuai dengan standar yang ditentukan karena biaya yang dikeluarkan akan sangat tinggi dan akan menyebabkan kerugian karena melebihi tarif INA CBG. Tidak ditemukan kegiatan non value-added pada pelayanan hemodialisis di RSUMSA.en_US
dc.description.abstractHealth services in Indonesia have led to the National Health Insurance. Hospitals that serve BPJS participants are paid using a package system based on INA CBG rates. Payment of claims to advanced health facilities is differentiated by type of hospital. Type D hospitals have the lowest INA CBG rates, so they must calculate the unit cost of each procedure given based on the diagnostic group. The purpose of this study was to determine the comparison of the unit cost of hemodialysis measures with INA CBG rates and to find out if there are non-value-added activities in services. This type of research was a qualitative case study. The subject of the study was Muhammadiyah Siti Aminah General Hospital. The object used was all activities that support the occurrence of hemodialysis outpatient services. Data analysis used Activity Based Costing Baker modification. The results shows a unit cost of HD action in 2018 of Rp. 724.725. INA CBG rate for hemodialysis action in Type D Hospital is Rp. 737.700,-. So that a positive difference is obtained between the INA CBG rate and the HD unit cost of Rp. 12,975 -. RSUMSA has not been able to conduct supporting examinations in accordance with the specified standards because the costs incurred will be very high and will cause losses because they exceed INA CBGS tariffs and no potential non-value added activities are found.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherMAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectUnit costen_US
dc.subjectHemodialisisen_US
dc.subjectTarif INA CBGen_US
dc.titlePERBANDINGAN UNIT COST HEMODIALISIS DENGAN TARIF INA CBG DI RSU MUHAMMADIYAH SITI AMINAHen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record