Show simple item record

dc.contributor.authorDIANA, WILLIS
dc.date.accessioned2016-09-30T11:12:10Z
dc.date.available2016-09-30T11:12:10Z
dc.date.issued2016-09-06
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/4135
dc.descriptionLaporan Kemajuan Hibah Disertasi Doktoren_US
dc.description.abstractPermasalahan yang kerap dijumpai pada pembangunan jalan di Indonesia adalah banyaknya kondisi jalan yang dibangun di atas tanah lunak atau tanah ekspansif dan badan jalan dibangun di atas timbunan yang terletak di atas lempung lunak. Beban lalu lintas berat menyebabkan vibrasi yang berlebihan, sedangkan pada perancangan tidak mengakomodasi adanya vibrasi ini, ditambah lagi persiapan tanah dasar yang kurang mendapat perhatian. Sehingga banyak dijumpai konstruksi jalan yang rusak sebelum waktunya. Pada tanah ekspansif, seiring berubahnya musim akan terjadi perubahan kadar air tanah yang akan memicu kembang susut tanah. Akibat kembang-susut tanah dasar yang tidak seragam, perkerasan menjadi bergelombang tidak teratur, stuktur perkerasan yang pecah (retak), sehingga tingkat pelayanan jalan berkurang dan berpengaruh terhadap aspek keselamatan pengguna jalan. Alternatif penanganan konstruksi jalan di atas tanah ekspansif antara lain dengan mengganti tanah dasar dengan tanah yang memiliki kapasitas dukung yang lebih baik, memperbaiki tanah dengan cara stabilisasi mekanik maupun kimia, perkuatan tanah, perbaikan sistem drainasi, dan memperkuat (memperkaku) konstruksi perkerasan jalan. Salah satu metode untuk membuat sistem perkerasan lebih kaku adalah dengan menambahkan tiang-tiang di bawah struktur perkerasan kaku (pelat beton), yang disebut sistem pelat terpaku (nailed slab system). Tiang-tiang diharapkan dapat melawan gerakan naik turun akibat kembang susut tanah, sehingga pelat perkerasan tetap menumpu pada tanah dasar (tidak terdapat rongga dibawah perkerasan) dan pelat tetap rata (tidak bergelombang), dan tiang-tiang dapat berfungsi meningkatkan kapasitas dukung sistem perkerasan. Sistem pelat terpaku baru sebatas model teoritis, penerapan (aplikasi) di lapangan pada tanah dasar ekspansif belum pernah dilakukan. Sehingga Pengujian model sistem pelat terpaku di laboratorium perlu dilakukan untuk menguji perilaku dan kehandalan sistem perkerasan ini. Pengujian model sistem pelat terpaku dilakukan dengan menggunakan model pengujian skala kecil (small scale model), dengan model skala kecil, beberapa parameter penentu dapat lebih dieksplorasi (seperti pengaruh diameter, panjang tiang dan spasi tiang) dan waktu pengujian diharapkan lebih cepat. Dari pengujian model ini diharapkan diperoleh perilaku sistem pelat terpaku pada tanah dasar ekspansif mengembang dan dengan simulasi elemen hingga dengan software seperti ABAQUS atau Plaxis, dapat diverifikasi perilaku dan diketahui gaya-gaya dalam (internal force) yang bekerja, sehingga dapat dikembangkan metode perancangan sistem pelat terpaku pada tanah dasar ekspansif. Sistem pelat terpaku diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang sering timbul pada perkerasan yang bertumpu pada tanah ekspansif, pelaksanaan konstruksi yang mudah, umur perkerasan yang lebih panjang, dan biaya perawatan yang rendah.en_US
dc.description.sponsorshipDIPA DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEMENTERIAN RISET TENOLOGI PENDIDIKAN NOMOR : DIPA-042.06-0.1.401516/2016 TERTANGGAL 7 DESEMBER 2015en_US
dc.publisherLP3M UMYen_US
dc.subjectTanah ekspansif, perkerasan, sistem pelat terpaku, metode elemen hinggaen_US
dc.titleUJI MODEL SKALA KECIL DAN ANALISIS ELEMEN HINGGA PERKERASAN SISTEM PELAT TERPAKU PADA TANAH DASAR EKSPANSIFen_US
dc.typeWorking Paperen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record