MODEL MANAJEMEN RANTAI PASOKAN PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH DI YOGYAKARTA TAHUN KE 1 DARI RENCANA 2 TAHUN
Abstract
Sektor industri merupakan salah satu penyangga dalam perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang mempunyai peranan strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. UKM memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia karena kontribusinya terhadap gross national product (GNP) dan kerja tenaga kerja. Namun, dari kriteria daya saing secara keseluruhan, UKM di Indonesia menempati peringkat terendah di antara 13 anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC). Ukuran bisnis dapat mempengaruhi kemampuan UKM untuk mengakses ke sumber daya modal, mengadopsi teknologi, dan kurangnya keterampilan manajerial. Manajemen rantai pasokan adalah salah satu alternatif untuk meningkatkan daya saing UKM. Kolaborasi antara pemasok, perusahaan, dan pelanggan memungkinkan UKM untuk mengelola aliran bahan, produk, dan juga informasi secara efisien.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis model rantai pasokan yang telah diimplementasikan oleh UKM, strategi manajemen rantai pasokan yang digunakan oleh UKM dan meneliti berbagai permasalahan dan faktor yang mendukung kesuksesan implementasinya. Penelitian ini juga mengidentifikasi model manajemen rantai pasokan yang diharapkan oleh UKM, guna menyusun model manajemen rantai pasokan pada UKM yang memiliki keunggulan bersaing. Model ini akan diuji cobakan dan dianalisis faktor yang mendukung keberhasilan dan permasalahan yang timbul. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalam penetapan kebijakan pemerintah dalam mempersiapkan UKM menghadapi pasar global khususnya Asean Free Trade Area (AFTA) 2015 akan dihadapi oleh negara-negara di ASEAN, termasuk Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan strategi manajemen rantai pasokan yang digunakan oleh UKM di Yogyakarta dalam menentukan suplier yaitu UKM di Yogyakarta yang menggunakan strategi sedikit suplier dengan 1 suplier yaitu 69,66%, UKM di Yogyakarta yang menggunakan strategi sedikit suplier dengan 2 suplier yaitu 18,73%, UKM di Yogyakarta yang menggunakan strategi sedikit suplier dengan 3 suplier yaitu 6,74%, UKM di Yogyakarta yang menggunakan strategi banyak suplier dengan 4 – 10 suplier yaitu 4,86%. Dalam penyediaan bahan baku produknya, hampir semua UKM membeli sendiri-sendiri bahan bakunya. UKM memperoleh dari pasar, toko maupun warung di sekitar tempat tinggalnya. Model manajemen rantai pasokan untuk UKM yaitu UKM-UKM yang sejenis membentuk koperasi dan akan memperoleh bahan baku langsung dari perusahaan kemudian melakukan proses manufaktur dengan membuat produk dan langsung menjualnya kepada konsumen atau menjualnya ke distributor, agen, kemudian ke pengecer baru ke konsumen.