Show simple item record

dc.contributor.authorZAENURI, MUCHAMAD
dc.contributor.authorSULAKSONO, TUNJUNG
dc.date.accessioned2016-11-09T06:58:24Z
dc.date.available2016-11-09T06:58:24Z
dc.date.issued2015-10
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/6168
dc.descriptionPengelolaan pariwisata-bencana berbasis collaborative governance menjadi topik utama dalam penelitian ini. Dengan mengambil kasus di Kabupaten Sleman, khususnya pada volcano tour Merapi yang merupakan kategori pariwisata-bencana diharapkan dapat dibuat model pengelolaan yang berkelanjutan. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah adanya keterbatasan dari pemerintah daerah dalam mengelola pariwisat-bencana sehingga perlu adanya peran serta swasta dan masyarakat. Pengembangan model collaborative governance menjadi pilihan yang tepat untuk menutupi keterbatasan tersebut karena pada model ini melibatkan tiga pilar yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mengelola pariwisata-bencana. Peran serta dari masyarakat dan swasta sangat dibutuhkan untuk suksesnya pengelolaan pariwisata-bencana tersebut. Dengan menggunakan penelitian kualitatif yang berusaha untuk melakukan pemodelan dan juga dengan melalui pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi, maka penelitian ini memperoleh temuan tentang bagaimana kolaborasi yang terjadi antara pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mengelola pariwisata-bencana. Setelah dilakukan analisis yang didasarkan pada penelitian di lapangan dapat diperoleh temuan tentang kebijakan pariwisata-bencana di Kabupaten Sleman, profil kunjungan wisatawan dan obyek wisata yang termasuk dalam pariwisata-bencana. Dengan menggunakan kerangka analisis collaborative governance dapat diperoleh gambaran tentang model pengelolaan pariwisata-bencana yang didasarkan pada shared vision dan partisipasi. Dari segi shared vision maka peran pemerintah daerah masih begitu menonjol dengan mengendepankan komando kepada swasta dan masyarakat, sedangkan untuk partisipasi sudah dilakukan dengan melalui koordinasi. Rekomendasi awal yang bisa disampaikan untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal maka perlu adanya analisis yang lebih mendalam lagi mengenai kelanjutan dari shared vision dan partisipasi. Kelanjutan dari tahapan dalam collaborative governance adalah kolaborasi dalam jejaring (network) dan kemitraan (partnership).en_US
dc.description.abstractPengelolaan pariwisata-bencana berbasis collaborative governance menjadi topik utama dalam penelitian ini. Dengan mengambil kasus di Kabupaten Sleman, khususnya pada volcano tour Merapi yang merupakan kategori pariwisata-bencana diharapkan dapat dibuat model pengelolaan yang berkelanjutan. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah adanya keterbatasan dari pemerintah daerah dalam mengelola pariwisat-bencana sehingga perlu adanya peran serta swasta dan masyarakat. Pengembangan model collaborative governance menjadi pilihan yang tepat untuk menutupi keterbatasan tersebut karena pada model ini melibatkan tiga pilar yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mengelola pariwisata-bencana. Peran serta dari masyarakat dan swasta sangat dibutuhkan untuk suksesnya pengelolaan pariwisata-bencana tersebut. Dengan menggunakan penelitian kualitatif yang berusaha untuk melakukan pemodelan dan juga dengan melalui pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi, maka penelitian ini memperoleh temuan tentang bagaimana kolaborasi yang terjadi antara pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mengelola pariwisata-bencana. Setelah dilakukan analisis yang didasarkan pada penelitian di lapangan dapat diperoleh temuan tentang kebijakan pariwisata-bencana di Kabupaten Sleman, profil kunjungan wisatawan dan obyek wisata yang termasuk dalam pariwisata-bencana. Dengan menggunakan kerangka analisis collaborative governance dapat diperoleh gambaran tentang model pengelolaan pariwisata-bencana yang didasarkan pada shared vision dan partisipasi. Dari segi shared vision maka peran pemerintah daerah masih begitu menonjol dengan mengendepankan komando kepada swasta dan masyarakat, sedangkan untuk partisipasi sudah dilakukan dengan melalui koordinasi. Rekomendasi awal yang bisa disampaikan untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal maka perlu adanya analisis yang lebih mendalam lagi mengenai kelanjutan dari shared vision dan partisipasi. Kelanjutan dari tahapan dalam collaborative governance adalah kolaborasi dalam jejaring (network) dan kemitraan (partnership).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectPENGELOLAANen_US
dc.subjectPARIWISATAen_US
dc.subjectBENCANAen_US
dc.subjectKOLABORATIF GOVERNANCEen_US
dc.titlePENGELOLAAN PARIWISATA-BENCANA BERBASIS KOLABORATIF GOVERNANCE (STUDI PARIWISATA-BENCANA LAVA TOUR MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN)en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • JURNAL
    Berisi tulisan dosen dalam yang telah dimuat dalam jurnal nasional maupun internasional yang tidak diterbitkan oleh UMY. Diharapkan menambahkan link dari jurnal yang asli dalam diskripsinya.maupun internasional

Show simple item record