IMPLEMENTASI KERJASAMA SISTER CITY KOTA BANDUNG DENGAN KOTA SUWON TAHUN 1997-2015
Abstract
Paradiplomasi memudahkan pemerintah daerah untuk melakukan kerjasama internasional, salah satu contohnya adalah sister city. Kota Bandung dengan segala keunggulannya membuat banyak kota lainnya termasuk kota yang berada diluar negeri tertarik untuk melakukan kerjasama sister city. Salah satu kerjasama sister city yang dilakukan oleh Kota Bandung adalah kerjasama sister city dengan Kota Suwon. Selama pelaksanaan kerjasama sister city Kota Bandung dengan Kota Suwon dari tahun 1997 sampai sekarang, kerjasama ini mengalami pasang surut dalam implementasi program kerjasamanya. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor-faktor penyebab pasang-surutnya kerjasama sister city Kota Bandung dan Kota Suwon dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif analasis. Analisa data berdasarkan data dan informasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Bandung dan sumber-sumber lainnya dalam membahas permasalahan yang diteliti peneliti. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa ada dua faktor yang menjadi penghambat terlaksananya kerjasama sister city Kota Bandung dan Kota Suwon menjadi tidak efektif, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal terjadi karena krisis global yang terjadi di dua negara, paradigma nasional yang mengatakan bahwa kerjasama sister city hanyalah sebuah seremonial. Sedangkan dari segi internal adalah faktor sumber daya manusia yang mendukung, birokrasi dan anggaran yang kurang. Untuk mencapai kerjasama sister city yang optimal, maka negara harus mengubah paradigma nasional dan mengevaluasi segala bentuk kerjasama, karena seperti dikatakan oleh Keohane dan Nye dalam teori saling ketergantungan yang kompleks, kerjasama yang lebih efektif dapat mencapai tujuan dan kepentingan negara.