Upaya Jepang dalam melakukan kegiatan diplomasi publik ini terlebih dahulu diwujudkan dengan pendirian Japan Foundation pada tahun 1972 oleh Takeo Fukuda yang saat itu menjabat sebagai menteri Luar Negeri Jepang. Peristiwa Malari yang terjadi di Jakarta pada tahun 1974 juga semakin memperkuat anggapan bagi Jepang untuk lebih melihat diplomasi publik sebagai aspek penting dalam melakukan kebijakan luar negerinya, terutama setelah berbagai macam, stigma negatif yang diberikan kepada Jepang akibat kebijakan luar negeri Jepang yang terlalu berorientasi kepada ekonomi. Sehingga pada tahun yang sama, Jepang membuka kantor perwakilan Japan Foundation di Jakarta.