dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Kemampuan peserta didik
dalam membaca Al-Qur’an, 2) Problem psikologis peserta didik yang mengalami
kesulitan membaca Al-Qur’an, dan 3) Upaya pendidik dalam mengahadapi problem
psikologis peserta didiknya dalam membaca Al-Qur’an.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa SMPN di
Kecamatan Sleman yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca Al-
Qur’an. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.
Analisis data mengikuti model Miles dan Hiberman dibagi dalam 3 tahap, yakni
reduksi data, display data, dan verifikasi/kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama pembelajaran membaca Al-
Qur’an di SMP dilakukan dengan dua metode yaitu Iqra’ dan Qiroati. Pembelajaran
membaca Al-Qur’an bagi yang sudah lancar dilakukan dengan cara menyimak satu
persatu. Satu peserta didik membaca dengan disimak oleh peserta didik lainnya.
Peserta didik langsung dianjurkan untuk membaca dan hanya dikoreksi ketika
terdapat kesalahan. Bagi peserta didik yang belum begitu bisa membaca dibimbing
dengan metode iqro’. Kedua, problem psikologis yang dihadapi peserta didik saat
pembelajaran membaca Al-Qur’an yaitu: merasa cemas, merasa malas, bosan,
merasa tertekan, tidak percaya diri, dan berusaha menghindar ketika disuruh
membaca Al-Qur’an. Ketiga, guru tidak berupaya menghadapi kecemasan peserta
didik dengan baik karena memandang kecemasan masih wajar, namun ada guru
yang berusaha tetap tenang agar peserta didk tidak bertambah cemas saat membaca
Al-Qur’an. Guru menghadapi kemalasan dengan cara memberikan motivasi dan
sabar dengan selalu mengingatkan pentingnya membaca Al-Qur’an. Dalam hal
menghadapi kebosanan, guru hanya mengingatkan pentingnya meluruskan niat
membaca Al-Qur’an. Upaya guru untuk menghadapi perasaan tertekan yaitu
dengan memberikan bantuan dan bimbingan bagi peserta didik yang belum lancar
membaca Al-Qur’an. Upaya yang dilakukan guru dalam menghadapi rasa tidak
percaya diri adalah berbeda antara satu guru dengan guru yang lain. Ada guru yang
memberikan apresiasi terhadap proses membaca sehingga peserta didik merasa
senang. Upaya yang dilakukan guru dalam menghadapi peserta didik yang
menghindari tugas membaca Al-Qur’an adalah dengan tetap meminta peserta didik
bersangkutan untuk membaca. | en_US |