Show simple item record

dc.contributor.authorFAUZY, MUHAMMAD ARIEF
dc.date.accessioned2017-06-22T01:58:13Z
dc.date.available2017-06-22T01:58:13Z
dc.date.issued2017-03-12
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/11239
dc.descriptionsatu tempat asal ke tempat tujuan yang perannya sangat vital dalam mobilitas masyarakat. Semakin baik jalan sebagai prasarana transportasi semakin meningkat produktivitas masyarakatnya. Kemacetan dapat disebabkaan oleh tataguna lahan yang berubah fungsi menjadi pusat perbelanjaan. Salah satu simpang yang memiliki tingkat kemacetan cukup tinggi salah satunya berada di pertemuan Jl.Gajah Mada dan Jl.Kebon Agung, Tlogoadi, Mlati, serta Jl. Purbaya, Sleman, Yogyakarta. Dari penelitian yang dilakukan tujuan yang hendak dicapai adalah untuk menganalisis dan memberikan solusi pemodelan yang terbaik. Dari hasil survei yang dilakukan pada hari selasa 14 Februari 2017, diketahui jam puncak terjadi pada pukul 06.45 – 07.45. Hasil pemodelan pada kondisi eksisting didapatkan panjang antrian rata – rata sebesar 14,75 m, panjang antrian maksimum 161,7 m, dan tingkat pelayanan jalan adalah LOS C. Pemodelan dengan pemberian APILL dibuat menjadi 3 skenario yaitu model simpang bersinyal tanpa LTOR dengan hasil panjang antrian rata – rata 49.27 m, panjang antrian maksimum 153.7 m, dan tingkat pelayanan jalan adalah LOS E. Model simpang bersinyal dengan LTOR di dapatkan hasil panjang antrian rata – rata sebesar 37.36 m, panjang antrian maksimum sebesar 151.07 m, dengan tingkat pelayanan jalan adalah LOS E dan model simpang bersinyal dengan LTOR dan pelebaran jalan sebesar 1,5 m dan panjang 30 m pada lengan utara dan selatan skenario yang dipilih untuk mengurangi crossing dengan hasil simulasi panjang antrian rata – rata sebesar 34,39 m, panjang antrian maksimum sebesar 152,82 m, dan tingkat pelayanan jalan adalah LOS D. Dari pemodelan yang dilakukan, didapat kesimpulan bahwa simpang Jl.Gajah Mada, Jl.Kebon Agung, dan Jl. Purbaya, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, tidak perlu dilakukan pemasangan APILL karena akan membuat tundaan yang terjadi akan semakin tinggi dan menyebabkan tingkat pelayanan (Level Of Servive) menjadi turunen_US
dc.description.abstractsatu tempat asal ke tempat tujuan yang perannya sangat vital dalam mobilitas masyarakat. Semakin baik jalan sebagai prasarana transportasi semakin meningkat produktivitas masyarakatnya. Kemacetan dapat disebabkaan oleh tataguna lahan yang berubah fungsi menjadi pusat perbelanjaan. Salah satu simpang yang memiliki tingkat kemacetan cukup tinggi salah satunya berada di pertemuan Jl.Gajah Mada dan Jl.Kebon Agung, Tlogoadi, Mlati, serta Jl. Purbaya, Sleman, Yogyakarta. Dari penelitian yang dilakukan tujuan yang hendak dicapai adalah untuk menganalisis dan memberikan solusi pemodelan yang terbaik. Dari hasil survei yang dilakukan pada hari selasa 14 Februari 2017, diketahui jam puncak terjadi pada pukul 06.45 – 07.45. Hasil pemodelan pada kondisi eksisting didapatkan panjang antrian rata – rata sebesar 14,75 m, panjang antrian maksimum 161,7 m, dan tingkat pelayanan jalan adalah LOS C. Pemodelan dengan pemberian APILL dibuat menjadi 3 skenario yaitu model simpang bersinyal tanpa LTOR dengan hasil panjang antrian rata – rata 49.27 m, panjang antrian maksimum 153.7 m, dan tingkat pelayanan jalan adalah LOS E. Model simpang bersinyal dengan LTOR di dapatkan hasil panjang antrian rata – rata sebesar 37.36 m, panjang antrian maksimum sebesar 151.07 m, dengan tingkat pelayanan jalan adalah LOS E dan model simpang bersinyal dengan LTOR dan pelebaran jalan sebesar 1,5 m dan panjang 30 m pada lengan utara dan selatan skenario yang dipilih untuk mengurangi crossing dengan hasil simulasi panjang antrian rata – rata sebesar 34,39 m, panjang antrian maksimum sebesar 152,82 m, dan tingkat pelayanan jalan adalah LOS D. Dari pemodelan yang dilakukan, didapat kesimpulan bahwa simpang Jl.Gajah Mada, Jl.Kebon Agung, dan Jl. Purbaya, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, tidak perlu dilakukan pemasangan APILL karena akan membuat tundaan yang terjadi akan semakin tinggi dan menyebabkan tingkat pelayanan (Level Of Servive) menjadi turunen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFT UMYen_US
dc.subjectPemodelan, Simpang Tak Bersinyal, Simpang Bersinyal, PTV. VISSIMen_US
dc.titlePEMODELAN SIMPANG TAK BERSINYAL MENJADI SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN SOFTWARE VISSIM (STUDI KASUS : PERSIMPANGAN JALAN KEBON AGUNG, JALAN GAJAH MADA DAN JALAN PURBAYA, PASAR CEBONGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA)en_US
dc.typeThesis SKR F T 301en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record