dc.contributor.advisor | HERNINGTYAS, RATIH | |
dc.contributor.author | RAMASANTI, FRISKA | |
dc.date.accessioned | 2017-07-24T02:42:20Z | |
dc.date.available | 2017-07-24T02:42:20Z | |
dc.date.issued | 2017-05-03 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/11742 | |
dc.description | Dimasa lampau, Jepang dengan keunggulannya di bidang militer dan pertahanan mampu menjadikannya negara yang mencapai kejayaan imperialisme. Imperealisme Jepang inilah yang dulunya menjadi cikal bakal sejarah kelam hubungan Jepang dan Tiongkok. Pasca tahun 2000an, Tingkok melihat adanya kebangkitan militer Jepang yang ditandai dengan pergeseran dan perubahan isu pertahan Jepang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Tiongkok bahwa kebangkitan militer Jepang ini akan menggeser tempat dan pengaruh yang telah dibangunnya selama ini. Kebangkitan militer Jepang yang di tandai dengan pergeseran dan perubahan kebijakan pertahanan Jepang dari yang semula pasif menuju aktif ini pula seakan menyiram air garam pada luka lama yang belum sepenuhnya kering dan menyulut percikan-percikan dendam yang belum sepenuhnya hilang didiri bangsa Tiongkok ketika mengingat kekejaman dan kebengisan yang dirasakan oleh Tiongkok ketika negara Jepang memiliki militer yang tak tertandingi pada waktu itu. Oleh karena itu, Tiongkok merasa perlu untuk merespon kebangkitan mliter Jepang agar Jepang tetap berada diposisinya selama ini dengan negara non militeristik. Dalam mengantisipasi dan mencegah perkembangan kebangkitan militer Jepang agar tidak menjadi kekuatan yang mengancam bagi eksistensi Tiongkok yang selama ini menjadi negara hegemoni di kawasan, maka Tiongkok melakukan serangkain kegiatan militer dengan sikap konfrontasi dan melakukan serangkaian strategi perimbangan kekuatan. | en_US |
dc.description.abstract | Dimasa lampau, Jepang dengan keunggulannya di bidang militer dan pertahanan mampu menjadikannya negara yang mencapai kejayaan imperialisme. Imperealisme Jepang inilah yang dulunya menjadi cikal bakal sejarah kelam hubungan Jepang dan Tiongkok. Pasca tahun 2000an, Tingkok melihat adanya kebangkitan militer Jepang yang ditandai dengan pergeseran dan perubahan isu pertahan Jepang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Tiongkok bahwa kebangkitan militer Jepang ini akan menggeser tempat dan pengaruh yang telah dibangunnya selama ini. Kebangkitan militer Jepang yang di tandai dengan pergeseran dan perubahan kebijakan pertahanan Jepang dari yang semula pasif menuju aktif ini pula seakan menyiram air garam pada luka lama yang belum sepenuhnya kering dan menyulut percikan-percikan dendam yang belum sepenuhnya hilang didiri bangsa Tiongkok ketika mengingat kekejaman dan kebengisan yang dirasakan oleh Tiongkok ketika negara Jepang memiliki militer yang tak tertandingi pada waktu itu. Oleh karena itu, Tiongkok merasa perlu untuk merespon kebangkitan mliter Jepang agar Jepang tetap berada diposisinya selama ini dengan negara non militeristik. Dalam mengantisipasi dan mencegah perkembangan kebangkitan militer Jepang agar tidak menjadi kekuatan yang mengancam bagi eksistensi Tiongkok yang selama ini menjadi negara hegemoni di kawasan, maka Tiongkok melakukan serangkain kegiatan militer dengan sikap konfrontasi dan melakukan serangkaian strategi perimbangan kekuatan. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | FISIPOL UMY | en_US |
dc.subject | STRATEGI PEMERINTAH | en_US |
dc.subject | KEBANGKITAN MILITER | en_US |
dc.title | STRATEGI PEMERINTAH TIONGKOK MENGHADAPI KEBANGKITAN MILITER JEPANG (2007-2016) | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FISIP
189 | en_US |