dc.contributor.advisor | MAHMUDAH, NOOR | |
dc.contributor.author | PAMBUDI, ADI WIDYA EKA | |
dc.date.accessioned | 2017-08-01T06:20:01Z | |
dc.date.available | 2017-08-01T06:20:01Z | |
dc.date.issued | 2017-05-08 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12369 | |
dc.description | Peningkatan jumlah penduduk, dan kegiatan yang dilakukannya
menyebabkan kebutuhan akan pergerakan ikut meningkat. Peningkatan ini
berdampak pula pada transportasi yaitu dengan meningkatnya jumlah kendaraan.
Sebagai akibatnya, kapasitas ruas jalan mengalami penurunan dan menyebabkan
terjadinya kemacetan. Selain itu, kemacetan pada simpang yang dilengkapi dengan
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) sering terjadi pada jam-jam tertentu
terutama pada simpang yang berada pada area komersial. Salah satunya adalah
simpang yang berada di Jalan Bantul yang memiliki arus lalu lintas yang cukup
tinggi. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kinerja simpang APILL tersebut.
Akibatnya sering terjadi antrian dan tundaan. Oleh karena itu perlu dilakukan
evaluasi kinerja simpang sehingga pergerakan arus lalu lintas lancar.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja
simpang APILL pada Jl Bantul menggunakan metode survei traffic counting dan
evaluasi menggunakan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa volume arus lalu lintas jam puncak
berada pada pukul 07.00-08.00 dengan jumlah 12831 kend/jam. Arus lalu lintas yang
terjadi pada lengan Utara (Jalan Bantul) sebesar 509 skr/jam, dari lengan Timur (Jalan
Nasional) sebesar 1388 skr/jam, dari lengan Selatan (Jalan Bantul) sebesar 1225 skr/jam,
lengan Barat (Jalan Nasional) sebesar 777 skr/jam. Kapasitas yang terjadi pada lengan
Utara sebesar 577 skr/jam, dari lengan Timur sebesar 1306 skr/jam, dari lengan Selatan
sebesar 799 skr/jam, lengan Barat sebesar 1214 skr/jam. Derajat kejenuhan pada lengan
Utara sebesar 0,88, dari lengan Timur sebesar 1,06, dari lengan Selatan sebesar 1,53,
lengan Barat sebesar 0,64. Panjang antrian yang terjadi pada lengan Utara sebesar 112
meter, dari lengan Timur sebesar 113 meter, dari lengan Selatan sebesar 221 meter, lengan
Barat sebesar 77 meter. Nilai tundaan yang dihasilkan simpang Wirobrajan adalah 407
detik/skr, sehingga tingkat pelayanan simpang pada kondisi jam sibuk tergolong pada
golongan F karena >60 detik/smp. Simpang tersebut perlu dilakukan perbaikan, dengan
alternatif terbaik yaitu dengan mengubah waktu siklus, membuat arus belok kiri jalan terus
pada lengan timur dan selatan, serta melakukan pelebaran jalan sebesar 0,5 meter pada
tiap lengan. Alternatif skenario ini dianggap sebagai suatu pilihan terbaik dari alternatif
yang lainnya, karena menghasilkan nilai DJ yang lebih rendah dari alternative lain yaitu sebesar 0,88 dengan nilai tundaan sebesar 55 det/skr dengan tingkat pelayanan E. | en_US |
dc.description.abstract | Peningkatan jumlah penduduk, dan kegiatan yang dilakukannya
menyebabkan kebutuhan akan pergerakan ikut meningkat. Peningkatan ini
berdampak pula pada transportasi yaitu dengan meningkatnya jumlah kendaraan.
Sebagai akibatnya, kapasitas ruas jalan mengalami penurunan dan menyebabkan
terjadinya kemacetan. Selain itu, kemacetan pada simpang yang dilengkapi dengan
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) sering terjadi pada jam-jam tertentu
terutama pada simpang yang berada pada area komersial. Salah satunya adalah
simpang yang berada di Jalan Bantul yang memiliki arus lalu lintas yang cukup
tinggi. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kinerja simpang APILL tersebut.
Akibatnya sering terjadi antrian dan tundaan. Oleh karena itu perlu dilakukan
evaluasi kinerja simpang sehingga pergerakan arus lalu lintas lancar.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja
simpang APILL pada Jl Bantul menggunakan metode survei traffic counting dan
evaluasi menggunakan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa volume arus lalu lintas jam puncak
berada pada pukul 07.00-08.00 dengan jumlah 12831 kend/jam. Arus lalu lintas yang
terjadi pada lengan Utara (Jalan Bantul) sebesar 509 skr/jam, dari lengan Timur (Jalan
Nasional) sebesar 1388 skr/jam, dari lengan Selatan (Jalan Bantul) sebesar 1225 skr/jam,
lengan Barat (Jalan Nasional) sebesar 777 skr/jam. Kapasitas yang terjadi pada lengan
Utara sebesar 577 skr/jam, dari lengan Timur sebesar 1306 skr/jam, dari lengan Selatan
sebesar 799 skr/jam, lengan Barat sebesar 1214 skr/jam. Derajat kejenuhan pada lengan
Utara sebesar 0,88, dari lengan Timur sebesar 1,06, dari lengan Selatan sebesar 1,53,
lengan Barat sebesar 0,64. Panjang antrian yang terjadi pada lengan Utara sebesar 112
meter, dari lengan Timur sebesar 113 meter, dari lengan Selatan sebesar 221 meter, lengan
Barat sebesar 77 meter. Nilai tundaan yang dihasilkan simpang Wirobrajan adalah 407
detik/skr, sehingga tingkat pelayanan simpang pada kondisi jam sibuk tergolong pada
golongan F karena >60 detik/smp. Simpang tersebut perlu dilakukan perbaikan, dengan
alternatif terbaik yaitu dengan mengubah waktu siklus, membuat arus belok kiri jalan terus
pada lengan timur dan selatan, serta melakukan pelebaran jalan sebesar 0,5 meter pada
tiap lengan. Alternatif skenario ini dianggap sebagai suatu pilihan terbaik dari alternatif
yang lainnya, karena menghasilkan nilai D
J
yang lebih rendah dari alternative lain yaitu
sebesar 0,88 dengan nilai tundaan sebesar 55 det/skr dengan tingkat pelayanan E. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS TEKNIK UMY | en_US |
dc.subject | PKJI 2014 | en_US |
dc.subject | Derajat Jenuh | en_US |
dc.subject | Panjang Antrian | en_US |
dc.subject | Tundaan | en_US |
dc.subject | Simpang APILL. | en_US |
dc.title | ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN BANTUL, RING ROAD SELATAN, YOGYAKARTA | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
F T
287 | en_US |