dc.contributor.advisor | Rosyidi, Sri Atmaja P | |
dc.contributor.author | UTAMI, CEPTI PUTRI | |
dc.date.accessioned | 2017-08-02T03:36:25Z | |
dc.date.available | 2017-08-02T03:36:25Z | |
dc.date.issued | 2017-05-24 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12383 | |
dc.description | Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
kekayaan sumber daya alam pertambangan terbesar, serta memberikan sumbangan
terbesar terhadap pendapatan negara. Potensi alam tersebut salah satunya terdapat di
Kabupaten Musi Banyuasin sebagai penyumbang terbesar terhadap perekonomian
(PDRB) yaitu 66,86% pada sektor pertambangan, setelah itu 12,35% disusul pada sektor
pertanian. Menurut data BPS (2017), jumlah penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin
menunjukan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Upaya Pemerintah guna
mengembangkan potensi sumber daya alam yang belum optimal dilakukan pengembangan
jaringan jalan kereta api dengan merencanakan pembangunan jalur ganda pada lintas
layanan Sumber Agung-Sungai Lilin yang diharapakan agar semua jaringan kereta api
dari Aceh hingga Lampung dapat terkoneksi ke sentra ekonomi perdagangan, industri,
pertambangan dan perminyakan serta pelabuhan.
Penelitian ini bertujuan merencanakan pola operasi jalur kereta api jalur ganda,
merancang tipikal tata letak serta panjang jalur efektif, merencanakan pengaturan
lalulintas dan merencanakan rute-rute perjalanan kereta api yang dapat terbentuk,
terpakai, berkonflik dan tingkat pembebanan rute terhadap frekuensi pada masing-masing
stasiun pada lintas layanan Stasiun Sumber Agung-Sungai Lilin. Data yang digunakan
berupa data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait yang berwenang. Metode
analisis penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif, berupa: data dari Direktorat
Jenderal Perkeretaapian, data Rencana Induk Perkerataapian Nasional (RIPNas) tahun
2011, serta acuan hukun atau normatif yang berlaku.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Stasiun Sumber Agung, Sri Gunung dan
Peninggalan merupakan stasiun kelas kecil yang direncanakan sebagai stasiun
penumpang, masing-masing stasiun memiliki 4 jalur dengan 5 rute terbentuk, ratio rute
berkonflik (CR) sebesar 0,68 dan tingkat pembebanan rute sebesar 0,50, sedangkan pada
Stasiun Sungai Lilin merupakan stasiun kelas sedang yang direncanakan sebagai stasiun
penumpang dan barang memiliki 6 jalur dengan 6 rute terbentuk, ratio rute berkonflik (CR)
sebesar 0,50 dan tingkat pembebanan rute sebesar 0,50. | en_US |
dc.description.abstract | Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
kekayaan sumber daya alam pertambangan terbesar, serta memberikan sumbangan
terbesar terhadap pendapatan negara. Potensi alam tersebut salah satunya terdapat di
Kabupaten Musi Banyuasin sebagai penyumbang terbesar terhadap perekonomian
(PDRB) yaitu 66,86% pada sektor pertambangan, setelah itu 12,35% disusul pada sektor
pertanian. Menurut data BPS (2017), jumlah penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin
menunjukan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Upaya Pemerintah guna
mengembangkan potensi sumber daya alam yang belum optimal dilakukan pengembangan
jaringan jalan kereta api dengan merencanakan pembangunan jalur ganda pada lintas
layanan Sumber Agung-Sungai Lilin yang diharapakan agar semua jaringan kereta api
dari Aceh hingga Lampung dapat terkoneksi ke sentra ekonomi perdagangan, industri,
pertambangan dan perminyakan serta pelabuhan.
Penelitian ini bertujuan merencanakan pola operasi jalur kereta api jalur ganda,
merancang tipikal tata letak serta panjang jalur efektif, merencanakan pengaturan
lalulintas dan merencanakan rute-rute perjalanan kereta api yang dapat terbentuk,
terpakai, berkonflik dan tingkat pembebanan rute terhadap frekuensi pada masing-masing
stasiun pada lintas layanan Stasiun Sumber Agung-Sungai Lilin. Data yang digunakan
berupa data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait yang berwenang. Metode
analisis penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif, berupa: data dari Direktorat
Jenderal Perkeretaapian, data Rencana Induk Perkerataapian Nasional (RIPNas) tahun
2011, serta acuan hukun atau normatif yang berlaku.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Stasiun Sumber Agung, Sri Gunung dan
Peninggalan merupakan stasiun kelas kecil yang direncanakan sebagai stasiun
penumpang, masing-masing stasiun memiliki 4 jalur dengan 5 rute terbentuk, ratio rute
berkonflik (CR) sebesar 0,68 dan tingkat pembebanan rute sebesar 0,50, sedangkan pada
Stasiun Sungai Lilin merupakan stasiun kelas sedang yang direncanakan sebagai stasiun
penumpang dan barang memiliki 6 jalur dengan 6 rute terbentuk, ratio rute berkonflik (CR)
sebesar 0,50 dan tingkat pembebanan rute sebesar 0,50. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS TEKNIK UMY | en_US |
dc.subject | Conflict Rate | en_US |
dc.subject | Jalur Kereta Api Ganda | en_US |
dc.subject | Pola Operasi | en_US |
dc.title | STUDI POLA OPERASI JALUR KERETA API GANDA SUMBER AGUNG-SUNGAI LILIN | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
F T
286 | en_US |