View Item 
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Social and Political Science
      • Department of International Relations
      • View Item
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Social and Political Science
      • Department of International Relations
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      KEBIJAKAN WAR ON DRUG PRESIDEN RODRIGO DUTERTE DI TENGAH TEKANAN AKTOR INTERNASIONAL

      Thumbnail
      View/Open
      COVER (256.2Kb)
      HALAMAN JUDUL (366.7Kb)
      HALAMAN PENGESAHAN (597.0Kb)
      ABSTRACT (87.35Kb)
      BAB I (256.5Kb)
      BAB II (426.3Kb)
      BAB III (283.5Kb)
      BAB IV (301.6Kb)
      BAB V (163.2Kb)
      LAMPIRAN (271.3Kb)
      Date
      2017-08-19
      Author
      BASWEDAN, LAILA REZVINA
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Rodrigo Duterte resmi menjadi Presiden Terpilih Filipina ke-16 pada Mei 2016 lalu dan membuat gebrakan baru di Filipina dengan berbagai kebijakan-kebijakannya. Salah satu yang paling kontroversial adalah kebijakan War on Drug dimana Duterte memberi wewenang lebih kepada kepolisian untuk menembak mati Bandar narkoba yang menolak ditangkap. Hingga akhir Desember 2016, media melaporkan sebanyak 5000 lebih korban jiwa yang meninggal akibat operasi War on Drug tersebut, meskipun hampir setengah diantaranya mati oleh oknum bersenjata lain. Hal ini tentu membuat dunia gempar dengan banyaknya korban jiwa dan praktek eksekusi mati tanpa melalui peradilan yang jelas. Berbagai kritik dan kecaman dari aktor-aktor internasional, khususnya NGOs yang bergerak di bidang kemanusiaan berdatangan meminta Presiden Duterte menghentikan kebijakannya. Mereka beranggapan bahwa pembunuhan tidak dapat dibenarkan dalam upaya pemberantasan narkoba, karena hal itu melanggar hak-hak yang dimiliki individu. Namun, terlepas itu, Duterte tetap melanjutkan kebijakannya dan bahwa berniat untuk tidak berhenti hingga Bandar narkoba terakhir diringkus. Dalam sudut pandang Duterte, parmasalahan narkoba di negaranya sudah sangat pelik dan mengakar di masyarakat. Apabila tidak segera diselesaikan akan membahayakan kedaulatan negara. Maka dari itu, pemberantasan narkoba menjadi prioritas utama Duterte selama masa kepemimpinannya. Selain itu, data membuktikan, kebijakan War on Drug ini berhesil mengurangi peredaran narkoba di Filipina
      URI
      http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/14314
      Collections
      • Department of International Relations

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV
       

       

      Browse

      All of UMY RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV