PERANCANGAN TATA LETAK JALUR DI STASIUN LEBAK JERO UNTUK MENDUKUNG OPERASIONAL JALUR GANDA KERETA API CICALENGKA-NAGREGLEBAK JERO
Abstract
Jawa Barat memiliki jumlah penduduk 46.709,60 ribu jiwa (BPS, 2015) yang
menyebabkan mobilitas orang maupun barang sangat tinggi yang harus di dukung
dengan peningkatan kebutuhan sarana transportasi. Perbandingan antara pertumbuhan
sarana dengan prasarana transportasi darat terutama di jalan raya tidak sebanding hal
ini menyebabkan masalah kemacetan. Pemerintah bersama PT. KAI. memberikan solusi
dengan mengoptimalkan jalur kereta api yang sudah ada serta membangun jalur ganda
kereta api untuk mengatasi masalah tersebut serta diharapkan mampu mendukung
perekonomian di Jawa barat. Rencana pembangunan jalur kereta api ganda lintas
layanan Cicalengka–Nagrek–Lebak Jero sepanjang 14,289 km yang akan melewati 3
stasiun yang memiliki karakteristik serta fungsi yang berbeda-beda. Stasiun Lebak Jero
merupakan stasiun operasi yang akan dikembangkan dari segi tata letak jalur, panjang
sepur efektif dan peningkatan fasilitas operasi, persinyalan dan telekomunikasi untuk
mendukung operasi kereta api.
Penelitian perancangan tata letak jalur, panjang sepur efektif, peningkatan
fasilitas operasi, persinyalan dan telekomunikasi di stasiun Lebak Jero menggunakan
metodelogi analisis data yang berasal dari data sekunder yang didapat dari PT. KAI
DAOP II Bandung. Perancangan mengacu pada PM No. 60 Tahun 2012 tentang
perancangan kontruksi rel, PM No. 29 tahun 2011 tentang persyaratan teknis bangunan
stasiun kereta api dan PM No. 10 tahun 2011 tentang persyaratan teknik peralatan
persinyalan perkeretaapian. Perancangan panjang jalur efektif berdasarkan panjang
kereta api yang berhenti di Stasiun Lebak Jero.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan jalur baru berjumlah I serta berfungsi
sebagai jalur raya (jalur I) yang memiliki panjang jalur efektif 150 m serta berada di
sebelah kanan jalur eksisting dilihat dari km kecil menuju km besar. Panjang jalur efektif
untuk berhenti kereta api 110 m yang berada di jalur II dan jalur luncur bergabung
dengan jalur II yang masing-masing memiliki panjang 100 m. Jalur III sebagai jalur raya
memiliki panjang sepur efektif 179 m. Peron yang digunakan berjenis peron tinggi
dengan jenis penempatan island Platform berjumlah 2 dengan lebar 2 m dan panjang
peron 130 m. Wesel yang digunakan berjenis 1:12 berjumlah 8 buah. Persinyalan dan
telekomunikasi menggunakan sistem elektrik.