Show simple item record

dc.contributor.advisorJATMIKA, SIDIK
dc.contributor.authorRIZKIANA, ICAN WAHYU
dc.date.accessioned2018-03-29T04:07:54Z
dc.date.available2018-03-29T04:07:54Z
dc.date.issued2015-04-21
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18354
dc.descriptionProses pengambilan keputusan untuk menerima Federasi Rusia menjadi anggota pengamat OKI rupanya menempuh jalan yang cukup panjang. Permohonan Putin pada KTT Islam OKI ke 10 di Putrajaya, Malaysia, ternyata tidak serta merta menggerakkan OKI untuk segera mengintegrasikan Federasi Rusia ke dalam kelompoknya. Perlu waktu hingga dua tahun pasca permohonan Putin pada tahun 2003 untuk meng-goal-kan proposal Rusia dalam mendapatkan akses masuk ke dalam keluarga besar negara muslim se-dunia itu. Meski mendapat banyak dukungan dari negara-negara anggota OKI, niat Federasi Rusia tersebut tidak berjalan begitu mulus. Terlebih saat Pakistan berupaya menghalangi niat integrasi Moskow dan mematahkan proposal status observer yang diajukan Federasi Rusia dengan mengangkat sentimen pribadinya atas ‘ketidaksukaan’ terhadap kehangatan hubungan Moskow dan Delhi. Pakistan juga mencoba mengangkat dispute settlement Russia dan Chechnya yang tak kunjung menemukan jalan keluar. Namun konsensus para menteri memberi hasil lain yang kontras dengan keberatan Pakistan. Konsensus akhirnya memutuskan untuk menerima aplikasi permohonan Federasi Rusia di tahun 2005. Dengan demikian, Pakistan harus tunduk kepada aturan dan menerima bergabungnya Rusia dengan lapang dada.en_US
dc.description.abstractProses pengambilan keputusan untuk menerima Federasi Rusia menjadi anggota pengamat OKI rupanya menempuh jalan yang cukup panjang. Permohonan Putin pada KTT Islam OKI ke 10 di Putrajaya, Malaysia, ternyata tidak serta merta menggerakkan OKI untuk segera mengintegrasikan Federasi Rusia ke dalam kelompoknya. Perlu waktu hingga dua tahun pasca permohonan Putin pada tahun 2003 untuk meng-goal-kan proposal Rusia dalam mendapatkan akses masuk ke dalam keluarga besar negara muslim se-dunia itu. Meski mendapat banyak dukungan dari negara-negara anggota OKI, niat Federasi Rusia tersebut tidak berjalan begitu mulus. Terlebih saat Pakistan berupaya menghalangi niat integrasi Moskow dan mematahkan proposal status observer yang diajukan Federasi Rusia dengan mengangkat sentimen pribadinya atas ‘ketidaksukaan’ terhadap kehangatan hubungan Moskow dan Delhi. Pakistan juga mencoba mengangkat dispute settlement Russia dan Chechnya yang tak kunjung menemukan jalan keluar. Namun konsensus para menteri memberi hasil lain yang kontras dengan keberatan Pakistan. Konsensus akhirnya memutuskan untuk menerima aplikasi permohonan Federasi Rusia di tahun 2005. Dengan demikian, Pakistan harus tunduk kepada aturan dan menerima bergabungnya Rusia dengan lapang dada.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectKEPENTINGAN OKIen_US
dc.subjectFEDERASI RUSIAen_US
dc.titleKEPENTINGAN OKI TERHADAP PENERIMAAN FEDERASI RUSIA MENJADI ANGGOTA PENGAMAT OKITAHUN 2005en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record