dc.description.abstract | Gunungapi Dieng merupakan gunungapi aktif di indonesia menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG: 2017). Komplek Gunung api Dieng merupakan satu kesatuan gunung api besar yang mengalami letusan dan kehilangan kalderanya dengan kerucutnya terdiri dari Bisma, Seroja, Binem, Pangonan Merdada, Pagerkandang, Telogo Dringo, Pakuwaja, Sikunir, dan Prambanan. Selama ratusan tahun setelah mengalami letusan, kaldera wilayah tersebut kemudian ditumbuhi oleh beberapa kawah dan gunung api baru yang sampai saat ini masih bisa dilihat aktivitas keaktifannya contohnya adalah Kawah Timbang dan Kawah Sileri. Dua kawah tersebut merupakan kawah dengan aktifitas yang tinggi sehingga memerlukan pengawasan yang intensif. Desa sebagai ujung tombak pemerintahan menjadi sangat penting dalam usahanya membangun kesiapsiagaan dalam mengantisipasi ancaman bahaya. Seperti yang tertulis dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana bahwasanya sebuah Desa/Kelurahan harus memiliki kemampuan mandiri untuk berdaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan jika mengalami bencana alam.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus dengan metode kualitatif. Fokus penelitian ada pada kesiapsiagaan pemerintah desa dalam mengatasi bencana alam. Hasil dari analisis data penelitian diperoleh bahwa kesiapsiagaan pemerintah desa dalam mengatasi ancaman bahaya erupsi sudah cukup optimal dalam beberapa aspek yakni (1) pengetahuan, (2) rencana tanggap darurat, (3) peringatan bencana, (4) mobilisasi sumber daya dan (5) modal sosial. Hal ini lebih dinilai lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelum-sebelumnya ketika terdapat ancaman bencana. Namun kedepannya pemerintah desa harus lebih bisa meningkatkan kegiatan forum yang ada di desa masing-masing sehingga dapat lebih tanggap dan ketika bekerjasama dalam menangani kejadian bencana. | en_US |