PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2015-2016
Abstract
Di Indonesia kemiskinan memang permasalahan yang menarik untuk dibahas. Kemiskinan merupakan kesenjangan sosial yang harus dimusnahkan dengan berbagai macam program dan pembuatan kebijakan-kebijakan. Kebijakan yang telah dibuat pemerintah berupa program tersebut salah satunya adalah Program Keluarga Harapan atau disingkat dengan PKH. Program Keluarga sendiri telah dibuat dan diresmikan oleh pemerintah pada tahun 2007, namun untuk saat itu program tersebut belum tersebar merata di seleuruh Indonesia. Hingga pada tahun 2008 program tersebut sudah berjalan dengan baik diseluruh Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia yang telah menjalakan program tersebut ialah Kabupaten Sleman DIY. Kabupaten Sleman sendiri terbagi menjadi 17 Kecamatan, dimana dari 17 Kecamtn tersebut jumlah masyarakat miskinnya berbeda-beda. Disini peneliti melakukan penelitian di kedua kecmatan yang ada di Kabupaten Sleman yaitu Kecamatan Depok dan Kecamatan Tempel. Dimana kedua kecamatan ini memliki perbiadaan dmana jumlah masyarakat miskin yang ada di Kecamatan Tempel lebih banyak dibandingkan Kecamatan Depok. Oleh karena itu dalam penelitian ini saya selaku peneliti melakukan peneletian dikedu tempat tersebut untuk mengetahui pelaksanaan PKH di Depok dan Tempel di tahun 2015-2016. Apakah pelaksanaanya sama atau tidak, mulai dari standart dan sasaran yang diberikan, sosialisasinya, sumber dayanya mulai dari pendamping dan anggarannya, serta melihat apakah program tersebut berjalan dengan baik dan berhasil dikedua kecamatan tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan proses tahap wawancara, pengupulan datadan dokumentasi. Wawancra dilakukan dengan pendamping setiap kecamatan dan Kocam kabupaten yang ada di Dinas Sosial Kabupaten Sleman.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa pada dasarnya pelaksanaan PKH di Depok dan Tempel tahun 2015-2016 sudah berjalan dengan baik. Untuk standart dan sasarnnya ditujukan untuk RTSM yang terbagi menjadi beberapa kriteria yaitu, ibu hamil, anak balita, lansia, disabilitas, anak sekolah usia 5-18 tahun. Dari beberapa kriteria terbagi menjadi dua komponen yaitu pendidikan dan kesehatan. Untuk komunikasi sendiri sudah dilaksanakan dengan menggunakan metode sosialisasi, dimana kegiatan tersebut mengundang beberapa narasumber untuk pembicara. Selanjutnya untuk sumber daya sendiri mereka memiliki dua komponen yaitu sumber daya anggaran dan manusia yang membahas mengenai jumlah anggaran dan jumlah pendamping serta peserta yang ada di kedua kecamatan. Untuk yang terakhir yaitu terkait dengan disposisi yang membahas mengenai pemutakhira, dimana kegiatan ini dilakukan di akhir tahun untuk menentukan hasil akhir jumlah peserta PKH. Dari beberapa komponen diatas dapat disimpulkan bahwa untuk pelaksanaan sudah berjalan dengan baik akan tetapi terdapat permasalahan dimana terdapat kekurangan narasumber yaitu dari bidang kesehatan dan pendidikan untuk kegiatan sosialisasi. Jadi diharapankan saran dari penulis untuk menambahkan narasumber dalam kegiatan guna kesuksesan PKH di kedua kecamatan.