Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorPAMUNGKAS, WISNU
dc.date.accessioned2018-06-07T02:08:33Z
dc.date.available2018-06-07T02:08:33Z
dc.date.issued2018-04-25
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/19644
dc.descriptionKomunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia yang dikenal oleh semua orang. Oleh karenanya untuk mendukung komunikasi tersebut maka manusia dituntut untuk bisa menguasai bahasa demi kelangsungan hidupnya dalam berinteraksi dengan manusia lain dan memperoleh pengetahuan. Dalam kenyataan terdapat hambatan yang ditemui diantaranya kondisi seseorang ketika memiliki tunarungu. Pengertian tunarungu adalah seseorang atau individu yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar, baik sebagian ataupun seluruhnya yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya sebagian atau seluruh indera pendengaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesetaraan tunarungu dengan teman normal dalam komunitas Magelang Deaf Comunity (MDC). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini pihak yang akan diwawancarai adalah tunarungu dan teman normalnya yang merupakan anggota dari Magelang Deaf Community. Hasil temuan menunjukkan informan memahami kesetaraann komunikasi sebagai kesediaan masyarakat untuk mampu mengatasi hambatan ketika berkomunikasi dengan tunarungu. Pada hasil temuan data mengenai pola kesetaraan yang dilakukan komunitas Magelang Deaf Comunity (MDC) adalah: Pertama, kesediaan untuk saling menolong menjadi ketertarikan bagi teman tuna rungu untuk bergabung dalam komunitas. Kedua, pola kesetaraan melalui kesediaan untuk saling menghargai. Ketiga, pola kesetaraan melalui komitmen menjalin kerjasama yaitu kesediaan teman normal menguasai bahasa yang digunakan oleh teman tunarungu, berbagi informasi dengan teman tunarungu, kesediaan melaksanakan kegiatan dalam komunitas secara bersama-sama. Ke empat, pola kesetaraan melalui kesediaan untuk saling memuji antara tunarungu dengan teman normal dalam komunitas Magelang Deaf Comunity (MDC) diketahui bahwa seluruh narasumber mengatakan kurangnya kesediaan untuk memberikan pujian. Temuan ini memberikan keunikan hasil penelitian dimana kesetaraan ditunjukkan oleh informan tidak hanya untuk menghilangkan hambatan berkomunikasi pada saat itu saja namun juga kesetaraan berkomunikasi bertujuan untuk menghilangkan pandangan bahwa tunarungu adalah makluk yang memiliki kekurangan.en_US
dc.description.abstractCommunication is one of the human activities which is known by everyone. Therefore, to support such communication, humans are required to be able to master the language for their survival in interacting with other humans and growing the knowledge. In reality there are obstacles faced such as one's condition when having deaf. The notion of deaf is a person or individual experiencing a lack or loss of listening ability, either partly or wholly resulting from the ineffectiveness of some or all of the sense of hearing. The objective of the study was to describe the equivalence of the deaf people with the normal people in the community of Magelang Deaf Comunity (MDC). The method used in this study was qualitative descriptive research. In this study, the interviewed parties were the deaf and the normal friends who were the members of the Magelang Deaf Community. The findings showed that the informants understand the equivalence of communication as a willingness of the community to be able to overcome barriers when communicating with the deaf. The findings data of the equality conducted by the community of Magelang Deaf Comunity (MDC) were: First, the willingness to help each other became an interest for deaf people to join the community. Secondly, the pattern of equality through the willingness to respect each other. Third, the pattern of equality through the commitment of the cooperation was the willingness of normal friends to master the language used by the deaf, share information with the deaf, willingness to carry out activities in the community together. Fourth, the pattern of equality through the willingness to praise each other between the Deaf and the normal friends in the Community of Dealing Comes (MDC) was known that all the speakers said that the lack of willingness to give praise. The finding provided the uniqueness of research results where equality was demonstrated by informants not only to remove communication barriers at that time only but also to communicate equally to eliminate the view that deaf was a deficient creatureen_US
dc.publisherFISIP UMYen_US
dc.subjectEquality, Deaf, Magelang Deaf Comunity. Kesetaraan, Tunarungu, Magelang Deaf Comuniten_US
dc.titleKESETARAAN KOMUNIKASI ANTARA PENYANDANG TUNARUNGU DENGAN TEMAN NORMAL DALAM KOMUNITAS MAGELANG DEAF COMMUNITY (MDC)en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 331en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record