Show simple item record

dc.contributor.authorARYANI, ANNIS ASTERIA SYARFINA
dc.date.accessioned2018-06-27T03:54:41Z
dc.date.available2018-06-27T03:54:41Z
dc.date.issued2017-05-17
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/19773
dc.descriptionLatar Belakang: Usia remaja termasuk mahasiswa rentan melakukan perilaku merokok. Hasil Riskesdas tahun 2007, 2010, dan 2013 juga menunjukkan bahwa usia merokok pertama kali paling tinggi pada usia kelompok 15-19 tahun. Perilaku merokok adalah perilaku yang membahayakan kesehatan bagi perokok aktif maupun pasif dan memiliki dampak terhadap kesehatan yang salah satunya adalah insomnia. Insomnia adalah gangguan tidur yang berupa sukar untuk memulai atau mempertahankan tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara perilaku merokok terhadap kejadian insomnia. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan desain observasional analitik dengan penedekatan cross sectional menggunakan chi-square. Hasil: Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 82 orang anggota KMKS angkatan 2013-2015. Kejadian insomnia dinilai dengan menggunakan kuesioner KSPBJ-Insomnia Rating Scale. Dari kuesioner didapatkan hasil bahwa sampel perokok yang mengalami insomnia sebanyak 10,97% dan yang tidak mengalami insomnia sebanyak 20,74%. Responden non perokok yang mengalami insomnia sebanyak 3,65% dan yang tidak mengalami insomnia sebanyak 66,64%. Hasil analisis data menggunakan uji Fisher’s menunjukkan nilai p = 0,001. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara perilaku merokok dengan kejadian insomnia pada anggota KMKS angakatan 2013-2015.en_US
dc.description.abstractBackground: Teenager including students are vulnerable to do smoking behavior. Riskesdas’result in 2007, 2010, and 2013 also showed that smoking age was first highest in the age group of 15-19 years. Smoking behavior is a health hazard for active or passive smokers and one of the impacts of it on health is insomnia. Insomnia is a sleep disorder which is difficult to start or maintain sleep. This study aims to determine the relationship between smoking behavior with the incidence of insomnia. Methode : The method that was used in this study was a quantitative methode with an observational analytic design with cross sectional approach using chisquare. Result: The number of samples in this study amounted to 82 members of KMKS 2013-2015. The incidence of insomnia was assessed using a KSPBJ-Insomnia Rating Scale questionnaire. From the questionnaire, the result is that the smokers respondents who experienced insomnia were 10.97% and who did not experience insomnia were 20.74%. Non smokers respondents who experienced insomnia were 3.65% and who did not experience insomnia were 66.64%. The result of data analysis using Fisher's test shows p value = 0,001. Conclusion: There was a significant relationship between smoking behavior and incidence of insomnia in KMKS members 2013-2015en_US
dc.publisherFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectSmoking Behavior, Insomnia, Teenager Perilaku Merokok, Insomnia, Remaja.en_US
dc.titleHUBUNGAN PERILAKU MEROKOK TERHADAP KEJADIAN INSOMNIA PADA ANGGOTA KELUARGA MAHASISWA KLATEN SURABAYA ANGKATAN 2013-2015en_US
dc.typeThesis SKR FKIK 523en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Publication
    Berisi naskah publikasi tugas akhir, skripsi, tesis dan disertasi mahasiswa UMY.

Show simple item record