dc.contributor.author | Y, YUNINGTYASWARI | |
dc.contributor.author | HARYANI, ASTI | |
dc.contributor.author | DWITASARI, VERANI | |
dc.date.accessioned | 2016-09-20T07:36:45Z | |
dc.date.available | 2016-09-20T07:36:45Z | |
dc.date.issued | 2011 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/2367 | |
dc.description | Pengharum ruangan adalah bahan yang dapat memberikan aroma menyenangkan pada
lingkungan sekitarnya. Pengharum berbentuk cair dan gel merupakan pengharum ruangan
modern yang banyak digunakan masyarakat. Berbagai macam zat kimia diduga terkandung di
dalamnya, seperti etanol, formaldehida, bibit pengharum, naftalena, fenol, ptalat, dan xilena,
ataupun turunannya. Zat kimia yang terkandung masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi
bersama udara pernapasan. Rongga hidung sebagai pintu masuk akan terpapar pertama kali
oleh zat pengharum, sehingga penelitian tentang pengaruh paparan pengharum ruangan
terhadap mukosa respiratorius nasal perlu dilakukan. Desain penelitian adalah eksperimental
dengan post-test only control group design. Penelitian dilakukan pada 18 ekor tikus putih,
yang terbagi dalam 3 kelompok percobaan, kelompok kontrol negatif (tanpa dipaparkan
pengharum), kelompok perlakuan pengharum ruangan cair, dan kelompok perlakuan
pengharum ruangan gel. Pada kelompok perlakuan dilakukan pemaparan pengharum selama 8
jam/hari selama 15 hari. Data diambil dengan mengukur ketebalan epitel mukosa respiratorius
di bawah mikroskop. Hasil percobaan dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis dengan
dilanjutkan uji post hoc Mann-Whitney. Hasi uji post hoc menunjukkan adanya perbedaan
signifikan antara kelompok pengharum ruangan cair dengan kelompok gel (p<0,05), dan
antara kelompok pengharum ruangan cair dengan kelompok kontrol (p<0,05). Perbedaan yang
tidak signifikan ditunjukkan oleh kelompok pengharum ruangan gel dengan kelompok kontrol
(p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa paparan pengharum ruangan cair memberikan
pengaruh yang lebih besar terhadap perubahan histologi mukosa respiratorius nasal
dibandingkan paparan pengharum ruangan gel. | en_US |
dc.description.abstract | Air freshener is a material that provide a pleasant odor. Liquid and gel air freshener
regarded as a widely used in modern society. Various chemicals allegedly contained therein,
such as ethanol, formaldehyde, seeds fragrances, naphthalene, phatale, phenol and xylene or
its derivatives. Chemical substances enter the body through inhalation. Nasal cavity is the
first part that was exposed by chemical, so, the evaluation of effect of air freshener exposure
on respiratory mucosa needs to be done. The study design was performed by using post-test
only control group design. The subject of the research were 18 tails of white rat, divided into
three experimental groups, the negative control group (without exposed fragrances), liquid
air freshener treatment groups, and the air freshener gel treatment group. In the treatment
group performed fragrances exposure for 8 hours / day for 15 days. The result taken by
measuring the thickness of the respiratory mucosal epithelium under the microscope. The
results analyzed by using the Kruskal Wallis test followed by post hoc Mann-Whitney. Post
hoc test result show that there is significantly differences between liquid air freshener group
with gel air freshener group (p <0.05), and between group of liquid air freshener with the
control group (p <0.05). No significant difference shown by the gel air freshener group with
the control group (p> 0.05). This suggests that exposure of liquid air freshener have greater
influence on the histological changes in the nasal respiratory mucosa compared to gel air
freshener exposure | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | HISTOLOGI, MUKOSA RESPIRATORIUS NASAL, PENGHARUM RUNGAN CAIR, PENGHARUM RUANGAN GEL, INHALASI, ZAT KIMIA | en_US |
dc.title | PENGARUH PAPARAN PEWANGI RUANGAN BERBENTUK GEL DAN CAIR TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI TRACTUS RESPIRATORIUS (STUDI IN VIVO PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS)) | en_US |
dc.type | Working Paper | en_US |