dc.contributor.author | DIWANTI, DYAH PIKANTHI | |
dc.date.accessioned | 2019-02-16T06:06:38Z | |
dc.date.available | 2019-02-16T06:06:38Z | |
dc.date.issued | 2018-09-04 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/24605 | |
dc.description | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pesatnya tantangan dan persaingan di era globalisasi, ditambah lagi dengan banyaknya pencari kerja setelah menyelesaikan pendidikannya, namun lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja yang mengakibatkan masyarakat di usia produktif hanya menjadi pengangguran. Belum lagi semakin banyaknya perusahaan baik besar maupun kecil yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), mempensiunkan pekerjanya secara dini, dan bahkan menutup atau merelokasi usahanya ke tempat lain. Hal ini semakin meningkatkan persaingan di antara para lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Mengandalkan kepada pemerintah untuk membuka lapangan baru tidaklah mungkin. Begitupun menunggu investor dari luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia memerlukan waktu yang cukup lama bahkan mengharapkan investor dari dalam negeri dalam kondisi seperti inipun sangatlah berat. Untuk itulah sektor pendidikan diharapkan ikut berperan dalam mengubah pola pikir dan paradigma para mahasiswa agar berorientasi bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan dan bukan hanya mencari pekerjaan. Banyak lulusan perguruan tinggi yang telah berpikir setelah lulus mereka harus langsung mendapatkan pekerjaan (bekerja pada orang lain). Sebuah pilihan yang tidak salah namun tidaklah cukup untuk menjawab realitas dimasyarakat dimana kesuksesan dapat dirintis dengan memulai usaha. Aktifitas kewirausahaan di negara kita dinilai tergolong rendah ini ditunjukkan dengan jumlah individu yang aktif dalam memulai usaha masih rendah dibandingkan yang aktif bekerja di perkantoran/ instansi. Data dari pusat statistik menunjukan jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2011 mencapai 119,4 juta orang bertambah sekitar 2,9 juta orang dibandingkan bulan Agustus 2010 sekitar 116 juta orang (Detikfinance.com,5/5/2011). Kewirausahaan pertama kali diperkenalkan oleh seorang ekonom Perancis bernama Richard Cantillon menurut beliau entrepreneur is agent who buys means of production at certain prices in order combine them’ . Jean Baptista Say yang juga seorang ekonom Perancis menguatkan pendapat Richard dengan mempertegas bahwa sosok entrepreneur adalah sosok pemimpin. Yakni mereka yang mampu mengelola kesempatan dalam berusaha menciptakan karya. Presiden Susilo Bambang Yudoyono saat membuka Temu Nasional 2009 di Jakarta mengemukakan pentingnya menanamkan pendidikan kewirausahaan di ranah sekolah dimana siswa/ mahasiswa tidak lagi bergantung pada dunia kerja yang sudah ada namun bagaimana menciptakan lapangan kerja yang nyata dibutuhkan. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pesatnya tantangan di era globalisasi. Menghadapi hal tersebut kampus sebagai lembaga pendidikan harus mampu membekali mahasiswanya dengan keterampilan. Salah satu keterampilan itu ialah berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan menjadi perhatian di Indonesia. Penelitian dari Lies Indriyatni berjudul Pengembangan Model Pelatihan Kewirausahaan untuk Perempuan Pengangguran di Kabupaten Demak (2015) menyebutkan bahwa untuk menciptakan wirausahawan perlu dilakukan inovasi dalam kompetensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pentingnya model pelatihan berupa kegiatan Marker Day dan kunjungan bisnis dalam mata kuliah kewirausahaan sehingga mampu menumbuhkan penyadaran bagi lingkungan kampus akan pentingnya keterampilan berwirausaha. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan survey dan data diperoleh di lapangan disertai tinjauan literatur yang relevan. Survey penelitian pada 100 mahasiswa sebagai responden yang mengambil mata kuliah kewirausahaan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan observasi dengan wawancara informal. Sedangkan analisa penelitian dikembangkan oleh Miles dan Hubernan antara lain reduksi data, analisa konten dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan market day dan kunjungan bisnis adalah model pelatihan yang efektif dalam bentuk nyata praktik dimasyarakat/ laboratorium pembelajaran sebagai upaya mahasiswa mampu mengasah kreatifitas menjadi wirausaha muda. Sehingga banyak pengalaman-keterampilan - menambah wawasan –jaringan dan motivasi. Selain menjadi program unggulan juga program pilihan mahasiswa dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan. | en_US |
dc.description.sponsorship | Prodi Ekonomi Syariah | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Urecol 8 UMP | en_US |
dc.relation.ispartofseries | Urecol 8 UMP; | |
dc.subject | Market Day, Kunjungan Bisnis dan Kewirausahaan | en_US |
dc.title | MODEL PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN | en_US |
dc.type | Article | en_US |