dc.contributor.author | SUSWANTA, SUSWANTA | |
dc.date.accessioned | 2019-02-28T02:57:04Z | |
dc.date.available | 2019-02-28T02:57:04Z | |
dc.date.issued | 2018-12-28 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/25474 | |
dc.description.abstract | Masalah penting dan menarik terkait politik kaum Hadhrami adalah adanya stigma radikal,
fundamental dan intoleran. Tampilnya dua tokoh representasi kaum hadrami, yaitu terpilihnya Anis
Baswedan sebagai gubernur DKI Jakarta dan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab
dalam aksi sejuta umat 212 oleh sebagian kalangan dianggap sebagai kebangkitan Islam radikal,
fundamental dan intoleran. Studi ini bertujuan merevisi stigma tersebut dengan menggunakan pendekatan
sejarah, sosiologi dan etnografi untuk menjelaskan politik kaum Hadhrami dalam kompetisi elektoral di
era reformasi. Secara khusus, akan menjelaskan partisipasi politik kaum Hadhrami Muhammadiyah
dalam pemilihan presiden 2019 dengan mengambil kasus di Yogyakarta, Surakarta, Semarang dan
Pekalongan. Pemilihan kasus didasarkan pada realita bahwa kaum Hadhrami lebih diidentikkan dengan
Nahdliyin, Al Irsyad, dan Jami‘atul Khoir, padahal tidak sedikit yang berafiliasi juga ke Muhammadiyah,
terutama di berbagai kota tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik
pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. | en_US |
dc.description.sponsorship | Universitas Muhammadiyah Yogyakarta | en_US |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Yogyakarta | en_US |
dc.subject | Partisipasi Politik, Kaum Hadhrami, Muhammadiyah, Pemilihan Presiden | en_US |
dc.title | PARTISIPASI POLITIK KAUM HADHRAMI MUHAMMADIYAH DALAM PEMILIHAN PRESIDEN TAHUN 2019 (Studi di Yogyakarta, Surakarta, Semarang dan Pekalongan) | en_US |
dc.type | Article | en_US |