ANALISIS BIAYA PENGOBATAN HIPERTENSI SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM PENETAPAN PEMBIAYAAN KESEHATAN BERDASAR INA-CBGs PADA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2014 DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Abstract
Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah
utama di negara berkembang dan negara maju.Berdasarkan data Global Burden of
Disease (GBD) tahun 2000, 50% dari penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh hipertensi
(Shapo et al, 2003). Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang
dewasa adalah sekitar 29-31%, yang berarti terdapat 58-65 juta penderita hipertensi di
Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES tahun 1988-1991
(Yogiantoro, 2006). Penyakit kardiovaskuler menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 1992 dan 1995 merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia (Yunis dkk,
2003).
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi
esensial atau hipertensi primer.Hipertensi esensial merupakan 95% dari seluruh kasus
hipertensi.Sisanya adalah hipertensi sekunder, yaitu tekanan darah tinggi yang
penyebabnya dapat diklasifikasikan, diantaranya adalah kelainan organik seperti penyakit
ginjal, kelainan pada korteks adrenal, pemakaian obat-obatan sejenis kortikosteroid, dan
lain-lain (Yogiantoro, 2006).