PENGEMBANGAN KOMPOSIT HIBRID TERMOPLASTIK DENGAN VARIASI BAHAN PENGUAT SERAT ALAM, SINTETIS DAN MIKRO/SUB-MIKROPARTIKEL MINERAL
Abstract
Komposit hybrid termoplastik berpenguat serat alam dan sintetis telah diaplikasikan
sebagai material otomotif yaitu untuk bahan komponen interior dan exterior mobil. Dengan
menggunakan bahan komposit yang lebih ringan dibanding logam diharapkan dapat
mengurangi berat kendaraan yang memberikan dampak positif diantaranya dapat menurunkan
konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang. Hal ini dapat berkontribusi untuk mengatasi
masalah lingkungan. Pengembangan komposit hybrid menggunakan serat alam dan sintetis
bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisis komposit serta mengurangi dampak
lingkungan dan kesehatan yang ditimbulkan dari serat glass karena produk komersial komposit
pada umumnya menggunakan bahan penguat serat glass.
Pembuatan komposit hybrid serat kenaf/glass/polivinil klorida (PVC) diawali dengan
optimasi anil serat glass dengan muffle furnace pada suhu 300, 400 dan 500C selama 4 jam.
Serat glass hasil optimasi kemudian dihibridisasi dengan serat kenaf-alkali (6% NaOH, 4 jam,
RT) dengan variasi perbandingan (0:1, 1:3, 1:1, 3:1 dan 1:0). Perbandingan serat dan matriks
PVC dibuat konstan yaitu 30:70 (% berat). Komposit difabrikasi dengan metode hot
compression molding pada suhu 170C, tekanan 120 kg/cm2 selama 10-20 menit. Produk
komposit hybrid kemudian diuji mekanis (bending) dan fisis (daya serap air dan strukturmikro
hasil patahan). Selanjutnya untuk pembuatan komposit hybrid menggunakan tiga jenis serat
alam (sisal, kenaf dan nanas)/glass/polipropilen (PP), diawali dengan optimasi jumlah lamina.
Jumlah lamina optimum, perbandingan serat alam dan sintetis (2:1) dan, serat dan matriks
30:70 (% berat) digunakan sebagai variabel konstan untuk pembuatan komposit dengan variasi
serat (sisal, kenaf dan nanas)/glass/PP. Komposit hybrid dengan hasil uji mekanis dan fisis
tertingi kemudian dilanjutkan dengan pembuatan komposit menggunakan variasi perbandingan
serat alam dan sintetis (2:1, 1:1 dan 1:2). Proses fabrikasi komposit dan uji fisis yang dilakukan
sama dengan komposit hybrid kenaf/glass/PVC. Namun uji mekanis yang dilakukan adalah uji
impak. Hasil sementara yang telah dicapai pada penelitian ini adalah hasil karakterisasi sifat
mekanis dan fisis pada (1) komposit hybrid kenaf/glass/PVC dan (2) komposit hybrid (kenaf,
sisal, nanas)/glass/PP. Pada jenis komposit pertama, bending strength serat glass yang dianil
pada suhu 400C mencapai nilai paling tinggi (87,95 MPa). Variasi perbandingan kenaf dan
glass menunjukkan bahwa semakin tinggi kandungan serat glass bending strength komposit
kenaf/glass/PVC semakin meningkat dan nilai tertinggi ditunjukkan pada komposit dengan
perbandingan kenaf:glass (1:3). Hasil ini berkorelasi dengan distribusi serat dalam matriks
yang relatif homogen dan kuatnya ikatan antar muka antara serat setelah perlakuan dan matriks.
Sedangkan pada jenis komposit kedua, jumlah lamina 15 lapis telah menunjukkan kekuatan
impak tertinggi (0,022 J/mm2). Dengan kondisi fabrikasi 15 lamina, perbandingan serat alam
dan sintetis (2:1) komposit serat nanas/glass/PP memiliki kuat impak paling tinggi (0,022
J/mm2) dibanding sisal (0,014 J/mm2) dan kenaf (0,012 J/mm2). Perbandingan serat nanas dan
glass (2:1) menghasilkan kuat impak komposit nanas/glass/PP tertinggi dari pada (0,016J/mm2) untuk 1:1 dan (0,010 J/mm2) untuk 1:2. Hasil uji daya serap air menunjukkan bahwa
semakin tinggi kandungan serat alam daya serap air komposit semakin tinggi. Nilai sifat
mekanis dan fisis tertinggi juga didukung oleh distribusi serat yg homogen dan ikatan serat dan
matriks dengan fraksi volume debonding dan fiber pullout yang relatif rendah.