dc.contributor.author | FAJRI, MUHAMMAD | |
dc.date.accessioned | 2019-07-09T03:35:55Z | |
dc.date.available | 2019-07-09T03:35:55Z | |
dc.date.issued | 2019-03-09 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/27793 | |
dc.description | Tempe merupakan makanan tradisional yang populer di masyarakat. Secara umum, tempe
dibuat dari biji kedelai. Namun, beberapa bahan baku juga bisa digunakan untuk membuat
tempe, misalnya kacang tanah, kacang koro, kacang lamtoro dan lain-lain. Salah satu bahan
yang berpotensi digunakan adalah biji kelor (Moringa oleifera). Secara kimiawi, biji kelor
memiliki kandungan gizi yang tidak berbeda jauh dengan biji kedelai, khususnya
kandungan protein. Sedangkan secara inderawi, biji kelor memiliki warna dan ukuran yang
hampir sama dengan biji kedelai. Adapun secara agronomi, tanaman kelor memiliki
kelebihan, yaitu satu tanaman untuk selamanya, berbuah sepanjang tahun, produktifitas
bisa ditingkatkan dengan pemangkasan, adaptif di lahan kering, minimal perawatan, kulit
ari biji kelor lebih lunak. Kemudian secara proses, pembuatan tempenya bisa lebih cepat
karena perendaman biji kelor lebih singkat karena kulit ari lebih mudah terkupas. Secara
fungsional, biji kelor mengandung banyak senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi
kesehatan. Secara penyimpanan, tempe yang dibuat dari biji kelor lebih tahan lama karena
biji kelor mengandung antimirobia. Dengan kelebihan – kelebihan tersebut, biji kelor
berpotensi dijadikan sebagai bahan baku pembuatan tempe sebagai salah satu bentuk
diversifikasi pangan. | en_US |
dc.description.abstract | Tempe merupakan makanan tradisional yang populer di masyarakat. Secara umum, tempe
dibuat dari biji kedelai. Namun, beberapa bahan baku juga bisa digunakan untuk membuat
tempe, misalnya kacang tanah, kacang koro, kacang lamtoro dan lain-lain. Salah satu bahan
yang berpotensi digunakan adalah biji kelor (Moringa oleifera). Secara kimiawi, biji kelor
memiliki kandungan gizi yang tidak berbeda jauh dengan biji kedelai, khususnya
kandungan protein. Sedangkan secara inderawi, biji kelor memiliki warna dan ukuran yang
hampir sama dengan biji kedelai. Adapun secara agronomi, tanaman kelor memiliki
kelebihan, yaitu satu tanaman untuk selamanya, berbuah sepanjang tahun, produktifitas
bisa ditingkatkan dengan pemangkasan, adaptif di lahan kering, minimal perawatan, kulit
ari biji kelor lebih lunak. Kemudian secara proses, pembuatan tempenya bisa lebih cepat
karena perendaman biji kelor lebih singkat karena kulit ari lebih mudah terkupas. Secara
fungsional, biji kelor mengandung banyak senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi
kesehatan. Secara penyimpanan, tempe yang dibuat dari biji kelor lebih tahan lama karena
biji kelor mengandung antimirobia. Dengan kelebihan – kelebihan tersebut, biji kelor
berpotensi dijadikan sebagai bahan baku pembuatan tempe sebagai salah satu bentuk
diversifikasi pangan. | en_US |
dc.publisher | PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | biji kelor, potensi, tempe | en_US |
dc.title | POTENSI BIJI KELOR SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN TEMPE:REVIEW | en_US |
dc.type | Book | en_US |